3 Direksi Ini Boncos Saat Investasi di Saham WSBP

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
09 September 2019 15:37
Sejumlah direktur malah mencatatkan rugi setelah investasi di saham perusahaannya yang dia pimpin.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia- Siapa bilang investasi di BUMN dan anak usaha selalu menguntungkan. Bila anda kurang cermat maka kerugian telah menanti, tak terkecuali Direktur yang memimpin perusahaan tersebut.

Alkisah, 3 tahun silam PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha dari PT Waskita Karya (WSKT) ini melepas saham perdana ke pasar dengan harga Rp 490/saham.

Direktur Utama dan sejumlah Direktur pun memborong saham WSBP di pasar sekunder. Namun, harga saham ini terus tergerus secara fluktuatif. 


Berdasarkan keterbukaan informasi, Direktur Utama WSBP Jarot Subana, mengakumulasi saham ini sejak akhir September 2016 hingga pertengahan Februari 2018.

Total dia menggengam  2,52 juta saham WSBP dengan harga rata-rata Rp 509,7/unit. Total nilai pembelian Rp 1,28 miliar.

Namun investasi selama 3 tahun tersebut malah mencatatkan minus 173,7 poin atau 34,1% dibandingkan harga hari ini sekitar Rp 366/unit. Totalnya, per hari ini Jarot rugi di atas kertas alias potensial loss Rp 438,59 juta.

Mirip dengan Jarot, Agus Wantoro yang menjabat sebagai Direktur Marketing di WSBP juga mencatatkan kerugian. Agus hanya sekali membeli WSBP pada akhir September 2016 dan terus disimpan.

Dia merogoh kocek sampai Rp 1,04 miliar demi membeli 2 juta lembar saham di harga Rp 520/unit. Bila dibandingkan dengan posisi harga hari ini pada Rp 366/unit, Agus mencatatkan rugi di atas kertas Rp 308 juta.

Bila Jarot dan Agus menderita rugi di atas kertas, maka Anton Y Nugroho yang menjabat sebagai Direktur Keuangan menderita rugi yang sebenarnya alias duit hilang.

Anton tercatat sebagai direktur yang paling agresif mengakumulasi saham WSBP. Mungkin sebagai orang dalam dan tahu jeroan emiten ini, dia berpikir harga saham bakal cerah.


Dia tercatat pernah memiliki saham WSBP sampai 6,81 juta unit yang dibeli secara bertahap sejak 2016 sampai April 2018. Saham itu di beli pada range harga Rp 454 hingga Rp 585.

Namun, Anton malah beberapa kali menjual saham pada range Rp 350 sampai Rp 458. Total dia melepas 7,99 juta lembar di harga rata-rata Rp 405,25.

Ternyata, investasi saham oleh direktur di perusahaan yang dipimpinnya sendiri belum tentu bikin cuan, termasuk di anak usaha BUMN.
(dob/hps) Next Article Bursa Ambles, Harga Saham WSBP Cetak Rekor Terendah Sejak IPO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular