Kabar Damai Dagang Telat Datang, IHSG Gagal 'Terbang'

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 September 2019 11:38
Kabar Damai Dagang Telat Datang, IHSG Gagal 'Terbang'
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sepanjang pekan ini. Sebenarnya IHSG menguat pada tiga hari perdagangan terakhir, tetapi tidak bisa menutup koreksi yang terjadi sebelumnya.

Pekan ini, IHSG melemah 0,31% secara point-to-point. Penguatan 0,76% pada tiga hari perdagangan terakhir tidak cukup untuk menutup pelemahan yang terjadi dua hari sebelumnya.



Pada awal pekan, koreksi IHSG begitu dalam karena babak lanjutan perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China sudah dimulai. Per 1 September, AS mengenakan bea masuk 15% bagi importasi produk China senilai US$ 125 miliar, di antara berlaku bagi pengeras suara (speaker), headphone, sampai pakaian. Gelombang kedua bea masuk 15% akan berlaku mulai 15 Desember, yang mencakup impor produk China senilai US$ 156 miliar dari mulai alat makan plastik, kaus kaki, lampu LED, sampai dekorasi untuk keperluan Hari Natal.

Sementara China membalas dengan memberlakukan bea masuk 5-10% untuk importasi produk AS senilai US$ 75 miliar. Selain itu, ada kenaikan bea masuk untuk produk yang selama ini sudah menjadi 'korban', misalnya kedelai (dari 25% naik menjadi 30%).

Situasi semakin pelik kala China mengadukan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Menurut Beijing, kebijakan Washington telah berdampak kepada ekspor senilai US$ 300 miliar.


"China telah melakukan tindakan yang unilateral dan kebijakan industri yang agresif kepada para mitra dagangnya untuk secara tidak adil mencuri dan menguasai teknologi. AS menerapkan bea masuk untuk menghapus kebijakan China yang tidak adil dan mengganggu," tegas pembelaan tertulis dari Washington, seperti diberitakan Reuters.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Saat itu semua orang putus asa. Sepertinya perang dagang AS-China masih panjang, belum terlihat ada cahaya di ujung terowongan.

Aset-aset berisiko seperti saham, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia, ramai-ramai dilepas oleh investor. Akibatnya IHSG terkoreksi dalam.

Namun pada 5 September, kabar gembira itu datang. Kementerian Perdagangan China memberi konfirmasi bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang telah menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.

Harapan damai dagang datang lagi. IHSG berhasil bangkit, bahkan menguat tiga hari berturut-turut.


Akan tetapi, reli selama tiga hari ternyata belum cukup. Bahkan selama sepekan ini investor asing masih mencatatkan jual bersih Rp 1,79 triliun. Tidak heran IHSG jadi minus.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular