
Cadangan Devisa RI Naik, Rupiah Mantap Menguat
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 September 2019 10:35

Tidak cuma di Asia, dolar AS memang tengah perkasa secara global. Pada pukul 10:08 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%.
Penguatan dolar AS disebabkan oleh data ekonomi Negeri Paman Sam yang memuaskan. Pada Agustus, angka Purchasing Managers' Index (PMI) non-manufaktur AS versi ISM berada di 56,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 53,7 dan menjadi yang terbaik sejak Februari.
Data ini menggambarkan bahwa masih ada geliat di perekonomian Negeri Adidaya. Oleh karena itu, kemungkinan penurunan suku bunga acuan menjadi turun meski probabilitasnya masih sangat tinggi.
Mengutip CME Fedwatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) bulan ini adalah 93,5%. Masih sangat tinggi, tetapi turun dibandingkan kemarin yang masih 96,2%.
Meski harapan begitu tipis, tetapi masih ada kemungkinan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) menahan suku bunga acuan di 2-2,5% pada rapat 18 September. Sedikit saja harapan sudah menjadi bahan bakar yang cukup untuk membuat dolar AS melaju.
Namun sentimen domestik sedikit banyak membantu rupiah bertahan di zona hijau. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 126,4 miliar pada Agustus. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 125,9 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," demikian sebut keterangan tertulis BI.
Cadangan devisa Agustus merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018. Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia, karena ada keyakinan BI punya amunisi yang semakin memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Penguatan dolar AS disebabkan oleh data ekonomi Negeri Paman Sam yang memuaskan. Pada Agustus, angka Purchasing Managers' Index (PMI) non-manufaktur AS versi ISM berada di 56,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 53,7 dan menjadi yang terbaik sejak Februari.
Mengutip CME Fedwatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) bulan ini adalah 93,5%. Masih sangat tinggi, tetapi turun dibandingkan kemarin yang masih 96,2%.
Meski harapan begitu tipis, tetapi masih ada kemungkinan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) menahan suku bunga acuan di 2-2,5% pada rapat 18 September. Sedikit saja harapan sudah menjadi bahan bakar yang cukup untuk membuat dolar AS melaju.
Namun sentimen domestik sedikit banyak membantu rupiah bertahan di zona hijau. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 126,4 miliar pada Agustus. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 125,9 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," demikian sebut keterangan tertulis BI.
Cadangan devisa Agustus merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018. Data ini bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia, karena ada keyakinan BI punya amunisi yang semakin memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular