
Harga Timah Merangkak Naik, Saham TINS & NIKL Melaju
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
05 September 2019 14:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki sesi II perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ini (5/9/2019), harga saham produsen timah kompak melaju, bahkan salah satunya masuk di jajaran top gainers (imbal hasil tertinggi).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, harga saham emiten market leader industri timah, PT Timah Tbk (TINS) melesat 12,96% ke level Rp 1.220/saham dengan total nilai transaksi mencapai Rp 271 miliar pada pukul 14.39 WIB. Ini merupakan angka tertinggi sejak 8 Mei 2019.
Sementara itu, harga saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa pada awal sesi II menguat 2,39% ke Rp 1.285/saham dengan total transaksi sebesar Rp 769 juta. Ini tertinggi sejak 28 Agustus lalu. Namun pada 14.39 WIB, saham emiten produsen tinplate ini penguatannya berkurang menjadi 1,99% di level Rp 1.280/saham.
Dari grafik di atas terlihat bahwa besar kemungkinan harga saham produsen timah menguat karena harga timah dunia perlahan mulai menunjukkan tren kenaikan setelah sebelumnya, sepanjang paruh pertama 2019 (hingga akhir Juni) mencatatkan koreksi 11,3%.
Akhir Agustus lalu, harga timah dunia mulai merangkak naik. Sejak 29 Agustus hingga 4 September 2019, harga timah dunia menguat 8,8% ke US$ 17.185/ton di pasar spot dan 8,95% menjadi US$ 17.200/ton di bursa kontrak berjangka.
Lebih lanjut, performa keuangan emiten timah terbilang cukup memuaskan.
Pada semester I-2019, NIKL berhasil merubah status pos laba bersih dari rapor merah menjadi rapor biru dengan mengantongi keuntungan sebesar US$ 2,41 juta atau Rp 33,76 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Sementara itu, TINS hingga detik ini belum melaporkan kinerja paruh pertama 2019. Akan tetapi melansir laporan keuangan kuartal pertama, keuntungan perusahaan meroket lebih dari lima kali lipat (447,27% YoY), dari Rp 54,55 miliar menjadi Rp 301,28 miliar.
Kinerja laba perusahaan kinclong karena pos pemasukan TINS lainnya seperti laba atas entitas asosiasi dan pendapatan lainnya juga tumbuh fantastis masing-masing 5291,96% YoY dan 185,57% YoY
Lebih lanjut, pada kuartal kedua tahun ini, TINS tampaknya akan kembali membukukan kinerja yang cemerlang. Hal ini dapat terlihat dari volume penjualan ekspor produk timah yang hingga Juli 2019, seluruhnya dikuasai oleh perusahaan.
Merujuk pada materi paparan publik TINS, hingga akhir Juli tahun ini, TINS membukukan volume ekspor timah mencapai 39,64 ribu ton atau naik 188,36% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,75 ribu ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article PT Timah Genjot Kinerja, Analis: Investor Nantikan RUPSLB
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, harga saham emiten market leader industri timah, PT Timah Tbk (TINS) melesat 12,96% ke level Rp 1.220/saham dengan total nilai transaksi mencapai Rp 271 miliar pada pukul 14.39 WIB. Ini merupakan angka tertinggi sejak 8 Mei 2019.
Sementara itu, harga saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa pada awal sesi II menguat 2,39% ke Rp 1.285/saham dengan total transaksi sebesar Rp 769 juta. Ini tertinggi sejak 28 Agustus lalu. Namun pada 14.39 WIB, saham emiten produsen tinplate ini penguatannya berkurang menjadi 1,99% di level Rp 1.280/saham.
Dari grafik di atas terlihat bahwa besar kemungkinan harga saham produsen timah menguat karena harga timah dunia perlahan mulai menunjukkan tren kenaikan setelah sebelumnya, sepanjang paruh pertama 2019 (hingga akhir Juni) mencatatkan koreksi 11,3%.
Akhir Agustus lalu, harga timah dunia mulai merangkak naik. Sejak 29 Agustus hingga 4 September 2019, harga timah dunia menguat 8,8% ke US$ 17.185/ton di pasar spot dan 8,95% menjadi US$ 17.200/ton di bursa kontrak berjangka.
Lebih lanjut, performa keuangan emiten timah terbilang cukup memuaskan.
Pada semester I-2019, NIKL berhasil merubah status pos laba bersih dari rapor merah menjadi rapor biru dengan mengantongi keuntungan sebesar US$ 2,41 juta atau Rp 33,76 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Sementara itu, TINS hingga detik ini belum melaporkan kinerja paruh pertama 2019. Akan tetapi melansir laporan keuangan kuartal pertama, keuntungan perusahaan meroket lebih dari lima kali lipat (447,27% YoY), dari Rp 54,55 miliar menjadi Rp 301,28 miliar.
Kinerja laba perusahaan kinclong karena pos pemasukan TINS lainnya seperti laba atas entitas asosiasi dan pendapatan lainnya juga tumbuh fantastis masing-masing 5291,96% YoY dan 185,57% YoY
Lebih lanjut, pada kuartal kedua tahun ini, TINS tampaknya akan kembali membukukan kinerja yang cemerlang. Hal ini dapat terlihat dari volume penjualan ekspor produk timah yang hingga Juli 2019, seluruhnya dikuasai oleh perusahaan.
Merujuk pada materi paparan publik TINS, hingga akhir Juli tahun ini, TINS membukukan volume ekspor timah mencapai 39,64 ribu ton atau naik 188,36% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,75 ribu ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article PT Timah Genjot Kinerja, Analis: Investor Nantikan RUPSLB
Most Popular