
Sokong PT Timah, Bank Mandiri Tambah Pembiayaan Rp 150 M

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menambah portofolio pembiayaan percepatan penerimaan pembayaran (supply chain financing) kepada PT Timah Tbk. (TINS). Pembiayaan ini ditujukan untuk mempercepat pembayaran kepada mitra perusahaan dengan nilai awal senilai Rp 150 miliar.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan pembiayaan ini menggunakan skema Fasilitas Accepted Invoice Financing. Selama ini, skema tersebut hanya diberikan Mandiri kepada rumah sakit untuk membayarkan tagihan ke mitra-mitra rumah sakit tersebut.
"Ini merupakan kelanjutan kerja sama yang sudah berjalan sangat baik. Kerja sama supply chain financing, yakni memberikan bridging loan supaya mitra butuh cash flow bisa di-bridging biar volume usaha berjalan dengan baik. Selama ini sudah ada ke rumah sakit yang merupakan mitra BPJS [BPJS Kesehatan], hari ini dengan PT Timah," kata Donsuwan di Plaza Mandiri, Rabu (4/9/2019).
Dia menjelaskan, nantinya mitra TINS bisa mendapatkan percepatan pembayaran dari Bank Mandiri setelah TINS melakukan verifikasi dan akseptasi terhadap tagihan invoice para mitranya.
Skema pembiayaan ini dinilai akan meningkatkan kepastian mitra untuk mendapatkan pembayaran dari Timah. Adapun Mandiri memberikan pembiayaan kepada sektor pertambangan dan eksplorasi ini melalui bisnis Small Medium Enterprise (SME).
Hingga Juni 2019, total pembiayaan Mandiri ke sektor pertambangan dan eksplorasi ini mencapai Rp 321 miliar, naik 11% secara year on year (YoY).
Direktur Keuangan Timah Emil Erminda mengatakan adanya kerja sama ini akan membuat kondisi kas perusahaan dalam kondisi terkendali dan bisa saling mengontrol dengan mitra perusahaan. Selain itu juga akan mendukung perusahaan untuk bisa meningkatkan volume produksinya ke depan.
"Kami semakin membutuhkan value chain financing sejalan dengan di tahun lalu pemerintah menertibkan illegal mining yang menjadikan volume produksi kami meningkat pesat," kata Emil.
Pada semester I-2019 perusahaan telah memproduksi timah sebanyak 37,7 ribu metrik ton. Jumlah tersebut naik tiga kali lipat dibanding dengan produksi perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya.
(tas) Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%