
Ingin Naikkan Kepemilikan 10% di TINS, Babel Butuh Rp 826 M
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 September 2019 19:28

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Bangka Belitung (Babel) memerlukan dana sekitar Rp 826,7 miliar bila ingin menambah kepemilikan di PT Timah Tbk (TINS) sebesar 10%.
Berdasarkan perhitungan CNBC Indonesia, Pemprov Bangka Belitung harus menyerap sekitar 744,78 juta lembar saham TINS dari pasar untuk menambah kepemilikan sekitar 10%.
Dengan perkiraan harga saham TINS pada perdagangan hari ini di Rp 1.110/saham, maka nilainya akan setara dengan Rp 826,70 miliar.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengajukan peningkatan kepemilikan saham TINS sebesar 10%. Peningkatan kepemilikan ini ditujukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan ekonomi perekonomian wilayah tersebut.
Menanggapi hal tersebut, manajemen perusahaan menilai peningkatan kepemilikan ini bisa dilakukan oleh Pemprov melalui mekanisme pasar saja. Sebab, hingga saat ini pemilik saham perusahaan hanya terdiri dari dua pihak, yakni PT Inalum (Persero) sebesar 65% dan publik sebesar 35%.
"Kepemilikan saham PT Timah sebesar 65% milik pemerintah, sedangkan sisanya 35% milik publik. Jika Pemda ingin memiliki saham PT Timah bisa melakukannya melalui mekanisme pasar di bursa," kata Abdullah Umar, Corporate Secretary Timah kepada CNBC Indonesia, Senin (2/9/2019).
Hingga saat ini kepemilikan Pemprov di perusahaan ini masuk dalam kepemilikan publik, yang artinya kepemilikan tersebut kecil dari 5%. Diketahui saat ini saham Timah yang dipegang oleh pemprov baru sebesar 3%.
Tak hanya peningkatan kepemilikan, Pemprov ini juga mengajukan agar perusahaan timah ini meningkatkan royalti yang diberikannya kepada daerah. Sebab, pendapatan di sektor pertambangan timah ini besar namun dinilai belum cukup untuk mendukung perekonomian wilayah sekitar.
Dari segi kinerja, hingga detik ini, TINS masih belum merilis performa keuangan semester I-2019 dikarenakan dalam proses penelaahan terbatas.
Namun, jika ditilik balik dari capaian kuartal I-2019, TINS mampu membukukan kenaikan penjualan lebih dari dua kali lipat atau 108,21% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 4,24 triliun dari sebelumnya hanya Rp 2,04 triliun di semester I-2018.
Kinerja laba bersih perusahaan bahkan lebih mencengangkan, di mana keuntungan perusahaan meroket lebih dari lima kali lipat (447,27% YoY), dari Rp 54,55 miliar menjadi Rp 301,28 miliar.
Kinerja laba perusahaan kinclong karena pos pemasukan TINS lainnya seperti laba atas entitas asosiasi dan pendapatan lainnya juga tumbuh fantastis masing-masing 5291,96% YoY dan 185,57% YoY.
(dob/dob) Next Article PT Timah Bagi Dividen Rp 185 Miliar dan Tambah Direksi
Berdasarkan perhitungan CNBC Indonesia, Pemprov Bangka Belitung harus menyerap sekitar 744,78 juta lembar saham TINS dari pasar untuk menambah kepemilikan sekitar 10%.
Dengan perkiraan harga saham TINS pada perdagangan hari ini di Rp 1.110/saham, maka nilainya akan setara dengan Rp 826,70 miliar.
Menanggapi hal tersebut, manajemen perusahaan menilai peningkatan kepemilikan ini bisa dilakukan oleh Pemprov melalui mekanisme pasar saja. Sebab, hingga saat ini pemilik saham perusahaan hanya terdiri dari dua pihak, yakni PT Inalum (Persero) sebesar 65% dan publik sebesar 35%.
"Kepemilikan saham PT Timah sebesar 65% milik pemerintah, sedangkan sisanya 35% milik publik. Jika Pemda ingin memiliki saham PT Timah bisa melakukannya melalui mekanisme pasar di bursa," kata Abdullah Umar, Corporate Secretary Timah kepada CNBC Indonesia, Senin (2/9/2019).
Hingga saat ini kepemilikan Pemprov di perusahaan ini masuk dalam kepemilikan publik, yang artinya kepemilikan tersebut kecil dari 5%. Diketahui saat ini saham Timah yang dipegang oleh pemprov baru sebesar 3%.
Tak hanya peningkatan kepemilikan, Pemprov ini juga mengajukan agar perusahaan timah ini meningkatkan royalti yang diberikannya kepada daerah. Sebab, pendapatan di sektor pertambangan timah ini besar namun dinilai belum cukup untuk mendukung perekonomian wilayah sekitar.
Dari segi kinerja, hingga detik ini, TINS masih belum merilis performa keuangan semester I-2019 dikarenakan dalam proses penelaahan terbatas.
Namun, jika ditilik balik dari capaian kuartal I-2019, TINS mampu membukukan kenaikan penjualan lebih dari dua kali lipat atau 108,21% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 4,24 triliun dari sebelumnya hanya Rp 2,04 triliun di semester I-2018.
Kinerja laba bersih perusahaan bahkan lebih mencengangkan, di mana keuntungan perusahaan meroket lebih dari lima kali lipat (447,27% YoY), dari Rp 54,55 miliar menjadi Rp 301,28 miliar.
Kinerja laba perusahaan kinclong karena pos pemasukan TINS lainnya seperti laba atas entitas asosiasi dan pendapatan lainnya juga tumbuh fantastis masing-masing 5291,96% YoY dan 185,57% YoY.
(dob/dob) Next Article PT Timah Bagi Dividen Rp 185 Miliar dan Tambah Direksi
Most Popular