
Wow! Sepanjang Hari Saham Telkom Diobral Asing Capai Rp 211 M
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
04 September 2019 16:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi lego saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) oleh investor asing membuat saham telekomunikasi pelat merah tersebut terkoreksi. Adanya eskalasi ketidakpastian alias risiko di tingkat global, serta kenaikan harga sahamnya yang cukup tinggi tahun ini menjadi beberapa alasan alasan asing tergiur mencairkan keuntungan.
Hingga penutupan perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia, total nilai saham TLKM yang dijual bersih (net sell) asing mencapai Rp 211,03 miliar.
Saham TLKM ditransaksikan pada level Rp 4.290/unit saham atau turun 1,38%. Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 79,86 juta unit saham senilai Rp 211,6 miliar. Sejak awal tahun, saham telkom mengalami kenaikan 540 poin atau 14,4%.
Penguatan tersebut turut mempengaruhi kinerja indeks sektor infrastruktur yang ada di bursa. Sektor infrastruktur sejak awal tahun menguat 13,52% dan menjadi sektor yang paling bersinar dibandingkan sektor lainnya.
Dari sisi kinerja, sepanjang semester pertama tahun ini, total pendapatan perusahaan tumbuh 7,73% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 69,35 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 64,37 triliun.
Apabila ditilik dari segmen operasi, maka segmen mobile masih membukukan kontribusi tertinggi, yakni sebesar Rp 45,1 triliun atau tumbuh 5,54%. Kemudian disusul oleh segmen enterprise sebesar Rp 21,87 triliun (6,94% YoY), dan segmen WIB senilai Rp 14,04 triliun (11,98% YoY).
Untuk diketahui segmen WIB menyediakan jasa interkoneksi, sewa sirkit, satelit, VSAT, broadband access, teknologi informasi, data dan jasa internet yang diberikan ke operator telekomunikasi lainnya dan pelanggan internasional.
Sementara itu, jika dilihat dari segi sumber pendapatan, pendapatan jaringan mencatatkan pertumbuhan paling tinggi mencapai 43,43% YoY ke level Rp 938 miliar. Kemudian pendapatan interkoneksi yang melesat 39,65% menjadi Rp 3,3 triliun, dan pendapatan data yang naik 17,6% YoY menjadi Rp 44,23 triliun.
Lebih lanjut, kinerja keuangan perusahaan makin cemerlang karena pos pendapatan lainnya meroket 102,07% secara tahunan menjadi Rp 976 miliar di semester I-2019, dari Rp 483 miliar di semester I-2018.
Selain itu, bottom line perusahaan memiliki ruang yang lebih besar untuk tumbuh seiring dengan penurunan yang dicatatkan pada bos beban operasional jaringan dan beban karyawan yang masing-masing terkoreksi 0,42% YoY dan 7,78% YoY.
Dengan peningkatan yang dicatatkan pada pos pemasukan, dan tertekannya pos beban TLKM, alhasil pada paruh pertama tahun ini, perusahaan berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih mencapai 27,36% secara tahunan.
Keuntungan yang diperoleh TLKM dalam enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp 11,08 triliun dari sebelumnya Rp 8,7 triliun di semester I-2018. Marjin bersih yang dicatatkan perusahaan tumbuh dari 13,51% menjadi 15,98%.
Jika ditelusuri lebih dalam, total keuntungan kuartal II 2019 TLKM melesat 65,77% YoY menjadi Rp 4,85 triliun dari Rp 2,96 triliun pada kuartal II-2018. Sedangkan, pada kuartal pertama laba bersih perusahaan hanya naik 8,55% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 6,22 triliun.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kinerja kuartal II-2019 yang cemerlang membantu mendongkrak performa keuangan perusahaan di semester I-2019.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Hingga penutupan perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia, total nilai saham TLKM yang dijual bersih (net sell) asing mencapai Rp 211,03 miliar.
Saham TLKM ditransaksikan pada level Rp 4.290/unit saham atau turun 1,38%. Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 79,86 juta unit saham senilai Rp 211,6 miliar. Sejak awal tahun, saham telkom mengalami kenaikan 540 poin atau 14,4%.
Penguatan tersebut turut mempengaruhi kinerja indeks sektor infrastruktur yang ada di bursa. Sektor infrastruktur sejak awal tahun menguat 13,52% dan menjadi sektor yang paling bersinar dibandingkan sektor lainnya.
Apabila ditilik dari segmen operasi, maka segmen mobile masih membukukan kontribusi tertinggi, yakni sebesar Rp 45,1 triliun atau tumbuh 5,54%. Kemudian disusul oleh segmen enterprise sebesar Rp 21,87 triliun (6,94% YoY), dan segmen WIB senilai Rp 14,04 triliun (11,98% YoY).
Untuk diketahui segmen WIB menyediakan jasa interkoneksi, sewa sirkit, satelit, VSAT, broadband access, teknologi informasi, data dan jasa internet yang diberikan ke operator telekomunikasi lainnya dan pelanggan internasional.
Sementara itu, jika dilihat dari segi sumber pendapatan, pendapatan jaringan mencatatkan pertumbuhan paling tinggi mencapai 43,43% YoY ke level Rp 938 miliar. Kemudian pendapatan interkoneksi yang melesat 39,65% menjadi Rp 3,3 triliun, dan pendapatan data yang naik 17,6% YoY menjadi Rp 44,23 triliun.
Lebih lanjut, kinerja keuangan perusahaan makin cemerlang karena pos pendapatan lainnya meroket 102,07% secara tahunan menjadi Rp 976 miliar di semester I-2019, dari Rp 483 miliar di semester I-2018.
Selain itu, bottom line perusahaan memiliki ruang yang lebih besar untuk tumbuh seiring dengan penurunan yang dicatatkan pada bos beban operasional jaringan dan beban karyawan yang masing-masing terkoreksi 0,42% YoY dan 7,78% YoY.
Dengan peningkatan yang dicatatkan pada pos pemasukan, dan tertekannya pos beban TLKM, alhasil pada paruh pertama tahun ini, perusahaan berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih mencapai 27,36% secara tahunan.
Keuntungan yang diperoleh TLKM dalam enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp 11,08 triliun dari sebelumnya Rp 8,7 triliun di semester I-2018. Marjin bersih yang dicatatkan perusahaan tumbuh dari 13,51% menjadi 15,98%.
Jika ditelusuri lebih dalam, total keuntungan kuartal II 2019 TLKM melesat 65,77% YoY menjadi Rp 4,85 triliun dari Rp 2,96 triliun pada kuartal II-2018. Sedangkan, pada kuartal pertama laba bersih perusahaan hanya naik 8,55% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 6,22 triliun.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kinerja kuartal II-2019 yang cemerlang membantu mendongkrak performa keuangan perusahaan di semester I-2019.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular