
Riyal Menguat Tipis Setelah Catat Pelemahan Mingguan
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 September 2019 19:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang riyal Arab Saudi menguat tipis melawan rupiah pada perdagangan Senin (2/9/19) setelah mencatat pelemahan pada minggu lalu. Penguatan riyal akibat aksi short covering setelah turun cukup dalam pada perdagangan Jumat pekan lalu, apalagi tidak ada faktor fundamental yang bisa menguatkan riyal.
Riyal pada hari ini menguat 0,08% ke level Rp 3.783 di pasar spot melansir data Refinitiv. Pada minggu lalu riyal melemah 0,24% akibat pelemahan 0,42% pada perdagangan Jumat (30/8/19).
Rupiah justru yang mendapat sentimen positif hari ini dari rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Agustus 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Short covering adalah praktik menutup posisi short, dengan membeli kembali mata uang yang sebelumnya telah dijual, untuk mengantisipasi kerugian ketika terjadi pembalikan harga.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan terjadi inflasi pada Agustus 2019 ini hingga 0,12% secara bulanan.
"Harga komoditas di Agustus ini cenderung ada kenaikan. Agustus 2019 ini terjadi inflasi 0,12% (on month)," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Senin (2/9/2019). Sementara secara year on year (tahunan) inflasi berada pada 3,49%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi bulanan (month-on-month/MoM) berada di 0,16%. Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) diperkirakan sebesar 3,54% dan inflasi inti tahunan adalah 3,18%.
Stabilnya inflasi tentunya menjadi kabar bagus bagi rupiah. Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk kembali menurunkan suku bunga di masa yang akan datang, sehingga laju perekonomian bisa dipercepat lagi.
Penguatan riyal pada hari ini menjadi awal bagus di bulan September, melanjutkan kinerja sepanjang bulan Agustus yang menguat 1,18% melawan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Riyal pada hari ini menguat 0,08% ke level Rp 3.783 di pasar spot melansir data Refinitiv. Pada minggu lalu riyal melemah 0,24% akibat pelemahan 0,42% pada perdagangan Jumat (30/8/19).
Rupiah justru yang mendapat sentimen positif hari ini dari rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Agustus 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Short covering adalah praktik menutup posisi short, dengan membeli kembali mata uang yang sebelumnya telah dijual, untuk mengantisipasi kerugian ketika terjadi pembalikan harga.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan terjadi inflasi pada Agustus 2019 ini hingga 0,12% secara bulanan.
"Harga komoditas di Agustus ini cenderung ada kenaikan. Agustus 2019 ini terjadi inflasi 0,12% (on month)," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Senin (2/9/2019). Sementara secara year on year (tahunan) inflasi berada pada 3,49%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi bulanan (month-on-month/MoM) berada di 0,16%. Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) diperkirakan sebesar 3,54% dan inflasi inti tahunan adalah 3,18%.
Stabilnya inflasi tentunya menjadi kabar bagus bagi rupiah. Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk kembali menurunkan suku bunga di masa yang akan datang, sehingga laju perekonomian bisa dipercepat lagi.
Penguatan riyal pada hari ini menjadi awal bagus di bulan September, melanjutkan kinerja sepanjang bulan Agustus yang menguat 1,18% melawan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular