Saham Kapitalisasi Rp 100 T

Saham Anjlok 9%, Market Cap Gudang Garam Amblas Rp 4 T

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
02 September 2019 14:20
Harga saham GGRM terkoreksi 9,15% minggu lalu, sehingga kapitalisasi pasarnya (market cap) turun Rp 3,64 triliun.
Foto: www.gudanggaramtbk.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat dari 11 emiten yang masuk jajaran perusahaan dengan kapitalisasi pasar (market cap) di atas Rp 100 triliun, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menjadi emiten dengan kinerja saham paling buruk dalam sepekan terakhir perdagangan hingga pekan lalu, 30 Agustus 2019.

Data BEI mencatat saham produsen rokok ini terkoreksi hingga 9,15% pada pekan lalu, sehingga kapitalisasi pasarnya amblas sebesar Rp 3,64 triliun menjadi Rp 133,68 triliun. Kinerja ini menempatkan Gudang Garam di deretan terakhir alias buncit di antara 10 emiten lainnya.

Posisi pertama market cap terbesar masih ditempati oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kapitalisasi Rp 751,98 triliun. Market cap bank yang masuk Grup Djarum itu naik 1,75% dan bobotnya sebesar 10,31% terhadap IHSG.


Posisi kedua masih ditempati PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan kapitalisasi Rp 526,69 triliun dengan bobot setara 7,22% dari IHSG. Emiten bank pelat merah tersebut mengalami kenaikan harga saham sebesar 1,66% sepanjang pekan lalu.


Berikut data lengkapnya:



Meskipun GGRM merilis peningkatan volume penjualan mencapai 14,78% secara tahunan, dari 40,6 miliar batang menjadi 46,6 miliar batang. Tetapi turunnya konsumsi rokok pada semester I-2019 membuat sahamnya banyak dilepas pelaku pasar.

Menurut data riset pasar yang dihimpun Nielsen, total volume penjualan industri rokok dalam negeri mengalami koreksi sebesar 8,6% secara tahunan menjadi hanya 118,5 miliar batang dari sebelumnya 129,6 miliar batang di semester I-2018.

Selain itu, pemerintah berencana menaikkan tarif cukai rokok sehingga produsen rokok harus menaikkan harga jualnya yang akan berpengaruh pada tingkat konsumsi pembeli Gudang Garam.

Mayoritas bursa saham di Benua Kuning sepanjang minggu lalu berhasil mencatatkan penguatan termasuk IHSG yang menguat 1,16%. Penguatan pada IHSG bahkan diikuti dengan reli kenaikan selama 4 hari berturut-turut dan ditutup pada level 6.328 di akhir pekan. Market cap IHSG pun mengalami kenaikan sebesar Rp 83,57 triliun menjadi Rp 7.259 triliun.

Munculnya harapan damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi salah satu pendorongnya. Terlebih lagi Negeri Tiongkok menunjukkan niatnya untuk menyelesaikan sengketa dagang dengan AS dan menentang eskalasi lebih lanjut.

"Kami dengan tegas menolak ekskalasi perang dagang dan bersedia untuk bernegosiasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah ini dengan sikap yang tenang," ujar Gao Feng, juru bicara Kementerian Perdagangan China, dikutip dari CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(yam/tas) Next Article Pandemi, Laba Gudang Garam Q3 Jeblok 22% Jadi Rp 5,65 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular