Rupiah Bimbang Karena Inflasi dan Perang Dagang

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 September 2019 09:21
Perang Dagang dan Dialog Dagang, Mana yang Bisa Dipegang?
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Hari ini memang kebimbangan tengah melanda pasar keuangan global. Di satu sisi, ada sentimen negatif besar bernama perang dagang AS-China.

Mulai 1 September, AS mulai mengenakan bea masuk 15% untuk importasi produk asal China senilai US$ 125 miliar di antaranya smartwatch, televisi layar datar, dan alas kaki. Sebelumnya, total produk China yang sudah terkena bea masuk di AS mencapai US$ 250 juta.

China tidak mau kalah. Per kemarin, Negeri Tirai Bambu mengenakan bea masuk 5-10% untuk importasi produk made in the USA senilai US$ 75 miliar. Bea masuk baru ini mencakup 1.717 produk, termasuk minyak mentah. Ini adalah kali pertama minyak asal AS dibebani bea masuk di China.


Meski masih saling 'balas pantun', tetapi Presiden AS Donald Trump menegaskan dialog dagang kedua negara tetap akan berlangsung bulan ini. Washington mengakui sudah berbicara dengan Beijing untuk menyiapkan pertemuan.

"Kami sudah berbicara dengan China, pertemuan sudah terjadwal. Saya rasa pertemuan September ini akan terjadi, belum ada pembatalan," tegasnya, seperti dikutip dari Reuters.

Menurut Trump, bea masuk untuk produk China tidak akan membebani dunia usaha di Negeri Adidaya. Sebab masalahnya bukan perang dagang, tetapi kebijakan moneter ketat dari Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

"Tidak ada masalah dengan bea masuk, masalah kita adalah The Fed. Mereka kebingungan!" cuit Trump melalui Twitter.


Di satu sisi, ada pengenaan bea masuk yang menjadi babak baru perang dagang AS-China. Namun di sisi lain rencana dialog dagang kedua negara juga masih terjadwal.

Perkembangan ini sepertinya membuat investor agak bimbang, karena sentimen negatif dan positif hadir bersamaan. Daripada bingung dan bimbang, lebih baik main aman dulu deh...

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular