
Lawan Deposito & RD Pasar Uang, Harga Emas Masih Jawara!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kilau emas kembali bersinar di tengah ketidakpastian ekonomi yang melanda secara global. Emas sebagai logam favorit ibu-ibu hampir di seluruh dunia tersebut melambung harganya hingga 18,5% di tingkat global sejak awal tahun hingga Minggu (01/09/2019).
Harga emas di pasar internasional kini berada di harga USD 1.519/troy ounce jika mengacu pada data Revinitif. Satu troy ounce, jika mengacu pada aturan pasar, setara dengan 31,1 gram. Dengan hitungan tersebut, besaran US$ 1.519 per troy ounce jika dikonversi dengan membagi angka 31,1 gram, hasilnya US$ 48,84 per gram.
Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.100 per dolar AS maka harga emas di tingkat global setara dengan Rp 688.644 per gram
Berikut grafik harganya:
Bagaimana dengan harga emas yang ada di dalam negeri?
Mengacu pada situs logammulia milik PT Aneka Tambang Tbk, harga emas mengalami lonjakan hingga 14,39%, dari harga Rp 667.000/gram sejak awal tahun menjadi Rp 763.000/gr hingga akhir Agustus 2019. Kenaikan tersebut mengacu pada harga emas per 1 gram.
Adapun harga Logam Mulia (LM) batangan ukuran 100 gram lebih lumrah untuk dijadikan acuan transaksi emas, pada hari Senin (26/08/2019) harganya menyentuh rekor tertinggi menjadi Rp 72,50 juta atau Rp 725.000/gram.
Pada perdagangan hari Sabtu kemarin (31/8/2019), harga emas antam acuan 100 gram tersebut diperdagangkan pada harga Rp 71,40 juta atau Rp 714.000/gram, sementara logam mulia 1 gram memang dihargai lebih tinggi yakni Rp 763.000.
Sejak menyentuh rekor tertingginya awal pekan, harga emas Antam terus mengalami penurunan seiring kondusifnya ekonomi global sehingga mendorong harga emas secara global ikut terjun.
![]() |
Misalnya deposito pada Bank Mandiri yang tergolong Bank BUKU-IV (bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun) yang memberikan bunga deposito sebesar 4%-5,5%.
![]() |
Sedangkan instrumen lainnya seperti reksa dana pasar uang yang komposisi investasinya terdiri dari deposito ditambah dengan obligasi layak investasi, tingkat imbal hasilnya hanya lebih tinggi sedikit, yang berkisar antara 5-7%.
Tentunya imbal hasil dari deposito dan reksa dana pasar uang tersebut belum dapat mengalahkan kinerja dari emas yang kinerjanya meningkat, dikarenakan ketidakpastian yang meningkat secara global akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina sejak tahun lalu.
Ketika pasar belum kondusif, emas biasanya diburu untuk aset aman atau safe haven.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Harga Emas Antam Melemah 5 Hari Beruntun