Meski Penjualan Naik, Semester I-2019 AirAsia Rugi Rp 82 M

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
30 August 2019 19:31
Maskapai asal Malaysia, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) kembali membukukan kerugian pada paruh pertama tahun ini,
Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai asal Malaysia, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) kembali membukukan kerugian pada paruh pertama tahun ini, meskipun memang nilainya tidak sebesar kerugian periode yang sama tahun lalu. Ini artinya dalam 5 tahun terakhir, tak pernah sekali pun perusahaan memberikan 'angka biru' pada laporan keuangannya.

Hal ini sungguh disayangkan karena total pendapatan perusahaan melesat 63,07% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 2,99 triliun dari sebelumnya Rp 1,84 triliun.

Akan tetapi, dikarenakan beban usaha perusahaan yang masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemasukan, CMPP kembali gagal membukukan keuntungan.


Sepanjang paruh pertama tahun ini, total beban usaha yang dibukukan perusahaan mencapai Rp 3,03 triliun, di mana biaya bahan bakar dan sewa pesawat memiliki porsi terbesar dengan nilai masing-masing sebesar 39,26% dan 16,85%.

Alhasil, hingga akhir Juni 2019, emiten maskapai berbiaya murah tersebut (Low Cost Carrier/LCC), mencatatkan rugi bersih Rp 82,54 miliar.

Meskipun demikian, kerugian tersebut jauh lebih kecil dibandingkan kerugian yang dicatatkan semester I-2018, yakni Rp 426,04 miliar.

Kemudian, jika ditilik lebih detil, pada dasarnya sepanjang kuartal kedua tahun ini, perusahaan berhasil mengantongi keuntungan sebesar Rp 11 miliar.

Di lain pihak, pelaku pasar juga patut mencermati pos arus kas operasional perusahaan. Pasalnya, posisi kas operasional yang pada semester I-2018 masih mencatatkan nilai positif senilai Rp 4,58 miliar, pada paruh pertama tahun ini tercatat negatif Rp 706,99 miliar.

Kas operasional perusahaan tertekan karena tingginya biaya untuk membayar pemasok, karyawan, dan beban usaha mencapai Rp 3,74 triliun. Padahal penerimaan kas dari pelanggan yang diterima hingga Juni 2019 hanya Rp 3,1 triliun.


Sementara itu, dari pos neraca, total aset perusahaan tumbuh menjadi Rp 3,18 triliun dari akhir Desember 2018 senilai Rp 2,85 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 811,21 miliar dan aset tidak lancar sebesar Rp 2,37 triliun.

Liabilitas perseroan pada periode yang sama turun menjadi Rp 2,92 triliun, dari akhir 2018 yang sebesar Rp 3,65 triliun. Dengan liabilitas jangka pendek senilai Rp 2,28 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 631,3 miliar

Sementara nilai ekuitas di periode tersebut tercatat mencapai Rp 259,62 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/dwa) Next Article Siap-siap! AirAsia Mau Jual Saham ke Publik Lagi, Tertarik?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular