
Garuda & Lion Bikin Bengkel Pesawat di Batam, Berapa Dananya?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
15 August 2019 14:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Lion Air Group melalui lini usahanya, Batam Aero Technic (BAT), menggandeng PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) lewat anak usahanya PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMFI) untuk membangun bengkel pesawat atau hanggar di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Kerja sama BAT dan GMFI tertuang melalui kesepakatan pengembangan kerja sama, peresmian dan peletakan batu pertama pembangunan hanggar tahap III dan hanggar joint venture. Keduanya akan membangun delapan unit hanggar yang dapat menampung 24 pesawat Boeing 737 dan Airbus 320.
Pembangunan itu diharapkan dapat meningkatkan serapan perawatan pesawat baik dalam dan luar negeri, serta meminimalisir jumlah pekerjaan yang dikirim ke luar negeri. Kedua pihak juga sepakat bersama mitra pabrikan ban pesawat juga meneken kesepahaman pembangunan pabrik dan vulkanisir ban pesawat (tire retread).
Langkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan penyerapan karet dalam negeri, mendorong efisiensi maskapai, serta meningkatkan devisa negara.
Direktur Utama Batam Aero Technic, I Nyoman Rai Pering Santaya mengatakan tujuan kerja sama ini tak lain demi sinergi mendukung bidang aviasi. Menurut dia, iklim usaha yang diciptakan oleh pemerintah sangat mendukung pertumbuhan dan pengembangan di Indonesia.
"Sebagai pelaku usaha di bidang industri penerbangan khususnya jasa angkutan udara sangat merasakan bantuan dan dukungan dari pemerintah dalam rangka pengembangan dan pertumbuhan bidang usaha industri penerbangan," ungkapnya melalui keterangan resmi, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (15/8/2019).
Sayangnya belum diungkapkan besaran dana investasi hanggar ini. Namun mengacu data laporan keuangan GMFI per Juni 2019, anak usaha Garuda ini sebetulnya sudah mendapatkan fasilitas kredit investasi untuk pembangunan hanggar sebesar Rp 490 miliar dan US$ 6 juta (sekitar Rp 84 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Fasilitas kredit ini jatuh tempo pada 26 November 2025 dengan suku bunga mengambang sebesar LIBOR (London Interest) 3 bulanan ditambah 3,50% per tahun untuk fasilitas Rp 490 miliar dan suku bunga tetap sebesar 6,00% per tahun untuk fasilitas US$ 6 juta.
Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengatakan, guna mengembangkan hanggar tersebut hingga operasional, pihaknya membutuhkan investasi fasilitas sekitar Rp 7 triliun. Pada operasional hanggar tahap pertama, seluas 4 hektare, Lion Air Group menghabiskan anggaran sekitar Rp 2 triliun.
"Dengan catatan, lahan ini sewa kepada Badan Pengelola Batam (BP Batam) bukan hak milik atau kita beli," kata Edward Sirait, dikutip Harian Nasional, media yang juga dimiliki Lion Air Group.
Dalam kesempatan yang sama, Plt. Direktur Utama GMF Tazar Marta Kurniawan menilai kerja sama ini dapat memperluas jangkauan GMFI di pasar Asia, mengingat Batam merupakan wilayah strategis untuk menjangkau hub (penghubung).
"Untuk mengoptimalkan Aksi Akselerasi perusahaan, GMF senantiasa menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti OEM [original equipment manufacturer], manufaktur dan MRO [Maintenance, Repair, dan Overhaul]. Saat ini GMF bekerjasama dengan BAT untuk meningkatkan serapan pesawat domestik dan internasional, serta menambah diversifikasi bisnis perusahaan," kata Tazar.
Menurut dia, konsolidasi antara GMFI dan BAT akan berdampak pada pemilahan kapasitas dan kapabilitas untuk menghindari adanya double investment pada sektor perawatan pesawat. Selain itu, kerja sama ini diharapkan mampu mendorong ke dua belah pihak untuk terus meningkatkan utilisasi dan optimalisasi.
Harapannya, dalam 10 tahun ke depan, dapat terwujud perawatan pesawat yang terintegrasi agar dapat menekan angka outsource pekerjaan ke luar negeri hingga hanya 10%.
"Sinergitas pekerjaan mesin, komponen, dan bagian roda pendaratan (landing gear) akan mendorong perawatan pesawat yang semakin efisien dan membangun industri MRO Indonesia yang berdaya saing di kancah global," pungkas Tazar.
Simak kenaikan harga saham Garuda dalam 2 hari.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Ngamuk! Saham Garuda & GMF Aero Kompak Meroket 15%, Ada Apa?
Kerja sama BAT dan GMFI tertuang melalui kesepakatan pengembangan kerja sama, peresmian dan peletakan batu pertama pembangunan hanggar tahap III dan hanggar joint venture. Keduanya akan membangun delapan unit hanggar yang dapat menampung 24 pesawat Boeing 737 dan Airbus 320.
Pembangunan itu diharapkan dapat meningkatkan serapan perawatan pesawat baik dalam dan luar negeri, serta meminimalisir jumlah pekerjaan yang dikirim ke luar negeri. Kedua pihak juga sepakat bersama mitra pabrikan ban pesawat juga meneken kesepahaman pembangunan pabrik dan vulkanisir ban pesawat (tire retread).
Langkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan penyerapan karet dalam negeri, mendorong efisiensi maskapai, serta meningkatkan devisa negara.
Direktur Utama Batam Aero Technic, I Nyoman Rai Pering Santaya mengatakan tujuan kerja sama ini tak lain demi sinergi mendukung bidang aviasi. Menurut dia, iklim usaha yang diciptakan oleh pemerintah sangat mendukung pertumbuhan dan pengembangan di Indonesia.
"Sebagai pelaku usaha di bidang industri penerbangan khususnya jasa angkutan udara sangat merasakan bantuan dan dukungan dari pemerintah dalam rangka pengembangan dan pertumbuhan bidang usaha industri penerbangan," ungkapnya melalui keterangan resmi, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (15/8/2019).
Fasilitas kredit ini jatuh tempo pada 26 November 2025 dengan suku bunga mengambang sebesar LIBOR (London Interest) 3 bulanan ditambah 3,50% per tahun untuk fasilitas Rp 490 miliar dan suku bunga tetap sebesar 6,00% per tahun untuk fasilitas US$ 6 juta.
Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengatakan, guna mengembangkan hanggar tersebut hingga operasional, pihaknya membutuhkan investasi fasilitas sekitar Rp 7 triliun. Pada operasional hanggar tahap pertama, seluas 4 hektare, Lion Air Group menghabiskan anggaran sekitar Rp 2 triliun.
"Dengan catatan, lahan ini sewa kepada Badan Pengelola Batam (BP Batam) bukan hak milik atau kita beli," kata Edward Sirait, dikutip Harian Nasional, media yang juga dimiliki Lion Air Group.
Dalam kesempatan yang sama, Plt. Direktur Utama GMF Tazar Marta Kurniawan menilai kerja sama ini dapat memperluas jangkauan GMFI di pasar Asia, mengingat Batam merupakan wilayah strategis untuk menjangkau hub (penghubung).
"Untuk mengoptimalkan Aksi Akselerasi perusahaan, GMF senantiasa menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti OEM [original equipment manufacturer], manufaktur dan MRO [Maintenance, Repair, dan Overhaul]. Saat ini GMF bekerjasama dengan BAT untuk meningkatkan serapan pesawat domestik dan internasional, serta menambah diversifikasi bisnis perusahaan," kata Tazar.
Menurut dia, konsolidasi antara GMFI dan BAT akan berdampak pada pemilahan kapasitas dan kapabilitas untuk menghindari adanya double investment pada sektor perawatan pesawat. Selain itu, kerja sama ini diharapkan mampu mendorong ke dua belah pihak untuk terus meningkatkan utilisasi dan optimalisasi.
Harapannya, dalam 10 tahun ke depan, dapat terwujud perawatan pesawat yang terintegrasi agar dapat menekan angka outsource pekerjaan ke luar negeri hingga hanya 10%.
"Sinergitas pekerjaan mesin, komponen, dan bagian roda pendaratan (landing gear) akan mendorong perawatan pesawat yang semakin efisien dan membangun industri MRO Indonesia yang berdaya saing di kancah global," pungkas Tazar.
Simak kenaikan harga saham Garuda dalam 2 hari.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Ngamuk! Saham Garuda & GMF Aero Kompak Meroket 15%, Ada Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular