Suprajarto Jadi Dirut BTN, BUMN: Kita Tak Lihat Besar Kecil!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 August 2019 18:28
Keputusan ini mengejutkan karena Suprajarto dianggap sukses mempertahankan predikat BRI.
Foto: cover topik/ suprajarto dan geger direksi BUMN konten/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Kamis kemarin (29/8/2019) menghasilkan keputusan yang mengejutkan. Pasalnya, pemegang saham sepakat untuk mengangkat Suprajarto sebagai dirut BTN menggantikan Maryono.

Keputusan ini mengejutkan karena Suprajarto dianggap sukses mempertahankan predikat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai bank dengan laba terbesar di Indonesia di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan.

Hingga Semester I-2019, Bank BTN mencetak laba bersih Rp 1,3 triliun atau turun sebesar 8,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,42 triliun. Tahun lalu BTN mencetak laba bersih Rp 3,2 triliun.


Sementara Bank BRI mencetak laba bersih Rp 16 triliun pada semester I-2019, tumbuh 8,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada 2018, BRI mencetak laba bersih Rp 32,4 triliun atau tumbuh 11,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sayangnya, dalam konferensi pers malam harinya, Suprajarto mengundurkan diri karena merasa tidak ada pembicaraan soal perombakan tersebut kepada yang bersangkutan. Informasi pergantian direksi tersebut justru diperoleh dari media massa.

Deputi Bidang Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan dalam penugasan di Kementerian BUMN, pertimbangan besar kecil perusahaan tidak dilihat tetapi lebih pada penugasan.

"Kan kita tidak melihat besar-kecil, banyak orang melihat itu besar kecil. Untuk orang-orang yang tertentu itu kan bagaimana pengabdian kepada BUMN. Kan banyak orang-orang masalah penugasan, siapa pun juga akan siap," katanya di sela RUPSLB PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) di Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Gatot menjelaskan penunjukkan Suprajarto karena dianggap orang yang kompeten dan berpengalaman. "Pengalaman kan ke mana-mana."

Ketika ditanya apakah ada upaya mengajak Suprajarto untuk kembali ke BTN, Gatot menjawab singkat, "saya belum tahu. Tergantung yang di atas [pemegang saham]," katanya.

Dia mengatakan dalam aturan UU BUMN disebutkan jika seorang ditetapkan sebagai direktur satu BUMN, maka tidak bisa merangkap jabatan menjadi menjadi direktur di BUMN lainnya.

"Jadi, otomatis, begitu menjabat [Dirut BTN] maka YBS [yang bersangkutan] otomatis cabut dari BRI," katanya.

Gatot menjelaskan BTN memiliki tantangan bisnis tidak mudah karena bank tersebut sedang fokus membesarkan pembiayaan perumahan. "Dari sisi kapabilitas dari Pak Supra itu mumpuni untuk lebih mengakselerasi. Backlog [defisit rumah] kita 11 juta [rumah] yang perlu diakselerasi."

Pada Kamis malam, Suprajarto menyayangkan penunjukkan dirinya sebagai Dirut Bank BTN tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Saya tidak pernah diajak bicara mengenai penetapan ini sebelumnya apalagi diajak musyawarah," ujarnya.

"Saya tidak dapat menerima keputusan itu dan saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari hasil keputusan RUPSLB BTN," terang Suprajarto.


(tas/hps) Next Article Siapa Pengganti Suprajarto di BRI? Ini Kata Kementerian BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular