
Rupiah Hari Ini: Terbaik Sejak 5 Agustus, Terkuat di Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 August 2019 16:08

Hari ini, tema di pasar keuangan Asia adalah membaiknya hubungan AS-China. Setelah sempat panas, kedua negara sukses meredakan ketegangan dengan rencana pertemuan dalam waktu dekat.
Memang sudah ada rencana AS-China akan menggelar dialog dagang di Washington bulan depan. Apa yang terjadi sejak kemarin memperkuat keyakinan investor bahwa pertemuan itu akan terlaksana.
Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Washington dan Beijing terus melakukan komunikasi yang erat. Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng menyatakan saat ini tim dari kedua negara sedang membahas pertemuan tatap muka dalam waktu dekat.
"Sejauh yang saya tahu, delegasi kedua negara terus melakukan komunikasi yang efektif. Kami berharap AS menunjukkan ketulusan dan aksi konkret," kata Gao, seperti diwartakan Reuters.
Pernyataan itu diamini oleh Presiden AS Donald Trump. Sang presiden ke-45 Negeri Adidaya mengungkapkan AS-China terus menjalin kontak.
"Bahkan ada pembicaraan yang terjadwal untuk hari ini. Namun untuk level yang berbeda," ujar Trump dalam wawancara dengan Fox News Radio, seperti diberitakan Reuters.
Perkembangan ini tentu sangat melegakan pelaku pasar. Ternyata harapan damai dagang AS-China masih ada.
Sekarang tinggal menunggu nasib bea masuk yang akan diberlakukan AS dan China mulai 1 September. AS berencana mengenakan bea masuk baru sebesar 15% untuk sebagian dari importasi produk China senilai US$ 300 miliar. Sedangkan China akan membalas dengan menaikkan bea masuk untuk produk made in the USA sebesar US$ 75 miliar dari 5% menjadi 10%.
Semoga dengan hubungan AS-China yang mulai pulih, pengenaan bea masuk yang bisa memicu perang dagang episode terbaru ini bisa ditunda atau malah dibatalkan. Jika itu terjadi, maka aura damai dagang akan semakin terasa.
Kala situasi mulai adem, aset aman (safe haven) akan ditinggalkan. Risk appetite investor datang lagi, perburuan terhadap aset-aset berisiko pun dimulai termasuk di Indonesia. Arus modal yang masuk itu membuat rupiah menjadi yang terbaik di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Memang sudah ada rencana AS-China akan menggelar dialog dagang di Washington bulan depan. Apa yang terjadi sejak kemarin memperkuat keyakinan investor bahwa pertemuan itu akan terlaksana.
Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Washington dan Beijing terus melakukan komunikasi yang erat. Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng menyatakan saat ini tim dari kedua negara sedang membahas pertemuan tatap muka dalam waktu dekat.
Pernyataan itu diamini oleh Presiden AS Donald Trump. Sang presiden ke-45 Negeri Adidaya mengungkapkan AS-China terus menjalin kontak.
"Bahkan ada pembicaraan yang terjadwal untuk hari ini. Namun untuk level yang berbeda," ujar Trump dalam wawancara dengan Fox News Radio, seperti diberitakan Reuters.
Perkembangan ini tentu sangat melegakan pelaku pasar. Ternyata harapan damai dagang AS-China masih ada.
Sekarang tinggal menunggu nasib bea masuk yang akan diberlakukan AS dan China mulai 1 September. AS berencana mengenakan bea masuk baru sebesar 15% untuk sebagian dari importasi produk China senilai US$ 300 miliar. Sedangkan China akan membalas dengan menaikkan bea masuk untuk produk made in the USA sebesar US$ 75 miliar dari 5% menjadi 10%.
Semoga dengan hubungan AS-China yang mulai pulih, pengenaan bea masuk yang bisa memicu perang dagang episode terbaru ini bisa ditunda atau malah dibatalkan. Jika itu terjadi, maka aura damai dagang akan semakin terasa.
Kala situasi mulai adem, aset aman (safe haven) akan ditinggalkan. Risk appetite investor datang lagi, perburuan terhadap aset-aset berisiko pun dimulai termasuk di Indonesia. Arus modal yang masuk itu membuat rupiah menjadi yang terbaik di Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular