Ulasan Teknikal Saham

Kursi Dirut BTN Lowong, Saham BBTN Digoyang Asing

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
30 August 2019 16:31
Hanya saja ketika ditutup pada pukul 16.00 WIB sore ini, saham BBTN amblas 1,48%.
Foto: Pelayanan nasabah Bank BTN di Bank BTN, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Kamis kemarin (29/8/2019), harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) pada perdagangan pagi masih bisa bertahan di zona hijau.

Namun di tengah kursi direktur utama Bank BTN yang masih lowong hingga saat ini membuat persepsi pasar pun berubah dan membuat asing mulai melego saham bank pelat merah ini.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi I, Jumat (30/8/2019), menunjukkan saham BBTN masih naik 0,99% ke level Rp 2.050/saham. Volume perdagangan mencapai 14,15 juta unit atau senilai Rp 29,08 miliar.


Hanya saja ketika ditutup pada pukul 16.00 WIB sore ini, saham BBTN amblas 1,48% di level Rp 2.000/saham, dengan nilai transaksi Rp 91,82 miliar dan volume perdagangan 45,27 juta saham. Asing tercatat melepas saham BBTN hari ini Rp 4,29 miliar dan sebulan terakhir asing net sell Rp 195 miliar di semua pasar.

Saat ini, belum ada kejelasan terkait direktur utama Bank BTN setelah Suprajarto, mantan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menolak ditunjuk oleh Kementerian BUMN menggantikan Maryono. Penolakan Suprajarto berkaitan dengan tidak ada komunikasi kepada yang bersangkutan atas penunjukkan tersebut.

Lantas bagaimana secara teknikal pergerakan saham BBTN ke depan?

Tren harga saham BBTN sejak awal tahun terlihat turun (downtrend), kinerja saham hingga tahun berjalan juga masih mengalami koreksi sebesar 21,26% hingga Jumat ini.

Sumber: Refinitiv

Dalam jangka menengah, emiten yang berfokus pada kredit perumahan tersebut masih dalam tekanan yang terlihat dari harga sahamnya yang bergerak di bawah rata-rata harganya selama 20 hari terakhir, atau di bawah garis moving average/MA20 yang berwarna ungu.

Dalam jangka pendek harganya juga masih cenderung tertekan, hal ini terkonfirmasi dari posisi harganya yang bergerak di bawah MA5. Dilihat dari posisi batang grafik candlestick, harganya memiliki kecenderungan bergerak lebih rendah (lower low).

Ada potensi harganya akan turun menguji level Rp 2.000/saham, sebagai level penghalang penurunan harganya (support). Adapun penghalang kenaikan harganya (resistance) berada di Rp 2.250/saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/tas) Next Article Dirut Baru, Saham BBTN Kok Lemes tapi Banyak Diborong Asing

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular