
Ulangi Prestasi Kemarin, Pagi Ini Rupiah Juara 3 Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 August 2019 08:58

Selain hawa damai dagang AS-China yang semakin terasa, rupiah juga terbantu oleh dolar AS yang sedang melemah di level global. Pada pukul 08:43 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,02%.
Pelemahan dolar AS terjadi selepas rilis data pembacaan kedua angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2019, yang sebesar 2% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized). Sedikit di bawah proyeksi pertama yaitu 2,1%.
Angka 2% lumayan jauh dibandingkan kuartal I-2019 yang mencapai 3,1%. Pertumbuhan ekonomi 2% juga menjadi laju terlemah sejak kuartal I-2017.
Data ini semakin memberi konfirmasi bahwa ekonomi AS melambat. Salah satunya ya gara-gara perang dagang lawan China. Mengutip hasil survei US-China Business Council, 81% perusahaan menegaskan perang dagang telah mempengaruhi bisnis mereka. Sebagai informasi, US-China Business Council melingkupi lebih dari 200 perusahaan.
Lebih lanjut, hampir 40% responden menyatakan penjualan mereka turun karena mitra di China khawatir dengan perang dagang. Angka 40% ini melonjak tujuh kali lipiat dibandingkan survei pada 2018.
Oleh karena itu, sepertinya Bank Sentral AS( The Federal Reserve/The Fed) akan semakin yakin untuk kembali menurunkan suku bunga acuan pada rapat 18 September mendatang. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan suku bunga acuan AS turun 25 basis poin (bps) ke 1,75-2% bulan depan mencapai 95,8%.
Penurunan suku bunga acuan yang hampir pasti terjadi membuat dolar AS tertekan, karena berinvestasi di mata uang ini menjadi kurang menguntungkan. Akibatnya, dolar AS mengalami tekanan jual dan ini bisa dimanfaatkan oleh rupiah untuk menyalip.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pelemahan dolar AS terjadi selepas rilis data pembacaan kedua angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2019, yang sebesar 2% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized). Sedikit di bawah proyeksi pertama yaitu 2,1%.
Angka 2% lumayan jauh dibandingkan kuartal I-2019 yang mencapai 3,1%. Pertumbuhan ekonomi 2% juga menjadi laju terlemah sejak kuartal I-2017.
Data ini semakin memberi konfirmasi bahwa ekonomi AS melambat. Salah satunya ya gara-gara perang dagang lawan China. Mengutip hasil survei US-China Business Council, 81% perusahaan menegaskan perang dagang telah mempengaruhi bisnis mereka. Sebagai informasi, US-China Business Council melingkupi lebih dari 200 perusahaan.
Lebih lanjut, hampir 40% responden menyatakan penjualan mereka turun karena mitra di China khawatir dengan perang dagang. Angka 40% ini melonjak tujuh kali lipiat dibandingkan survei pada 2018.
Oleh karena itu, sepertinya Bank Sentral AS( The Federal Reserve/The Fed) akan semakin yakin untuk kembali menurunkan suku bunga acuan pada rapat 18 September mendatang. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan suku bunga acuan AS turun 25 basis poin (bps) ke 1,75-2% bulan depan mencapai 95,8%.
Penurunan suku bunga acuan yang hampir pasti terjadi membuat dolar AS tertekan, karena berinvestasi di mata uang ini menjadi kurang menguntungkan. Akibatnya, dolar AS mengalami tekanan jual dan ini bisa dimanfaatkan oleh rupiah untuk menyalip.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular