
Saham BUMI Meroket 8%, Gara-gara Kaesang atau Gasifikasi?
tahir saleh, CNBC Indonesia
29 August 2019 11:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten pertambangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat pada perdagangan sesi I Kamis ini (29/8/2019) menjadi Rp 97/saham atau naik 7,78% dari hari sebelumnya seiring dengan sentimen rencana baru bisnis perusahaan yang masuk ke industri hilirisasi batu bara yakni gasifikasi.
Pada pukul 11.23 WIB, data perdagangan Bursa Efek Indonesia mencatat saham BUMI diperdagangkan dengan volume 372 juta saham dengan nilai Rp 36 miliar. Dalam 5 hari perdagangan terakhir, saham BUMI naik 4,35%.
Meski sahamnya melesat, asing melepas (net sell) saham BUMI hari ini sebesar Rp 4,64 miliar dan year to date asing keluar Rp 716 miliar.
Selain itu, kenaikan harga saham perusahaan Grup Bakrie ini pun terjadi setelah kemarin ramai diberitakan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, yang menyebut bahwa investor bisa membeli saham perusahaan batu bara hanya dengan harga Rp 9.100.
"Kenapa harus menyiksa diri kalau sebenarnya bisa beli 1 lot saham batu bara dengan Rp 9100," tulis Kaesang di Twitter, Selasa (27/8/2019).
[Gambas:Twitter]
Twit Kaesang tersebut merespons netizen @delapuc yang mengatakan ".... semoga bisa beli saham batu bara kaya sampean mas @kaesangp."
Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, memang memungkinkan untuk membeli saham emiten batu bara dengan harga Rp 9.100. Emiten yang dimaksud adalah BUMI yang memiliki dua perusahaan tambang batu bara, PT Arutmin Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal (KPC)
Pada perdagangan Selasa kemarin, harga saham BUMI naik hingga 2,25% menjadi Rp 91 dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat Rp 89. Bila anda membeli 1 lot atau 100 saham maka uang yang dibutuhkan hanya Rp 9.100.
Kaesang sebenarnya kerap disinggung-singgung oleh netizen sebagai komisaris sebuah perusahaan batu bara. Kabar hoaks tersebut telah berkali-kali dibantah baik dengan serius ataupun guyonan.
Meski demikian, Kaesang pernah mengaku memiliki saham batu bara. "Ya jujur saya pernah punya saham batu bara. Lha wong beli saham batu bara 100rb aja bisa kok," twit Kaesang pada 23 Agustus 2019.
[Gambas:Twitter]
LANJUT HALAMAN 2: Rencana Baru BUMI Resources
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan perseroan berencana untuk masuk ke industri hilirisasi batu bara yakni gasifikasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jual dari produk baru bara. Langkah ini dianggap sebagai upaya perusahaan untuk mendiversifikasi bisnis perusahaan.
Menurut Dileep, perusahaan melihat adanya potensi pertumbuhan jika perusahaan masuk ke industri hilirisasi ini. Meski demikian, perusahaan tetap masih memprioritaskan penyelesaian restrukturisasi utang-utang perusahaan.
"Kami melihat kemungkinan untuk gasifikasi, BUMI juga ada FS (feasibility study) untuk growth beyond coal tapi kami masih fokus ke restructuring," kata Dileep di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Menurut dia hingga saat ini masih berfokus untuk merestrukturisasi utang perusahaan yang masuk dalam Tranche A. Di tahun ini perusahaan menargetkan bisa membayarkan utang senilai US$ 180 juta-US$ 230 juta, sementara sepanjang tahun ini utang yang sudah dibayarkan senilai US$ 145 juta.
Belum lagi, salah satu kendala terbesar perusahaan adalah belum disetujuinya perpanjangan kontrak tambang yang masih menggantung di pemerintah.
(tas/dob) Next Article Video: Private Placement Lagi, Utang BUMI Lunas?
Pada pukul 11.23 WIB, data perdagangan Bursa Efek Indonesia mencatat saham BUMI diperdagangkan dengan volume 372 juta saham dengan nilai Rp 36 miliar. Dalam 5 hari perdagangan terakhir, saham BUMI naik 4,35%.
Meski sahamnya melesat, asing melepas (net sell) saham BUMI hari ini sebesar Rp 4,64 miliar dan year to date asing keluar Rp 716 miliar.
"Kenapa harus menyiksa diri kalau sebenarnya bisa beli 1 lot saham batu bara dengan Rp 9100," tulis Kaesang di Twitter, Selasa (27/8/2019).
[Gambas:Twitter]
Twit Kaesang tersebut merespons netizen @delapuc yang mengatakan ".... semoga bisa beli saham batu bara kaya sampean mas @kaesangp."
Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, memang memungkinkan untuk membeli saham emiten batu bara dengan harga Rp 9.100. Emiten yang dimaksud adalah BUMI yang memiliki dua perusahaan tambang batu bara, PT Arutmin Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal (KPC)
Pada perdagangan Selasa kemarin, harga saham BUMI naik hingga 2,25% menjadi Rp 91 dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat Rp 89. Bila anda membeli 1 lot atau 100 saham maka uang yang dibutuhkan hanya Rp 9.100.
Kaesang sebenarnya kerap disinggung-singgung oleh netizen sebagai komisaris sebuah perusahaan batu bara. Kabar hoaks tersebut telah berkali-kali dibantah baik dengan serius ataupun guyonan.
Meski demikian, Kaesang pernah mengaku memiliki saham batu bara. "Ya jujur saya pernah punya saham batu bara. Lha wong beli saham batu bara 100rb aja bisa kok," twit Kaesang pada 23 Agustus 2019.
[Gambas:Twitter]
LANJUT HALAMAN 2: Rencana Baru BUMI Resources
Menurut Dileep, perusahaan melihat adanya potensi pertumbuhan jika perusahaan masuk ke industri hilirisasi ini. Meski demikian, perusahaan tetap masih memprioritaskan penyelesaian restrukturisasi utang-utang perusahaan.
"Kami melihat kemungkinan untuk gasifikasi, BUMI juga ada FS (feasibility study) untuk growth beyond coal tapi kami masih fokus ke restructuring," kata Dileep di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Menurut dia hingga saat ini masih berfokus untuk merestrukturisasi utang perusahaan yang masuk dalam Tranche A. Di tahun ini perusahaan menargetkan bisa membayarkan utang senilai US$ 180 juta-US$ 230 juta, sementara sepanjang tahun ini utang yang sudah dibayarkan senilai US$ 145 juta.
Belum lagi, salah satu kendala terbesar perusahaan adalah belum disetujuinya perpanjangan kontrak tambang yang masih menggantung di pemerintah.
(tas/dob) Next Article Video: Private Placement Lagi, Utang BUMI Lunas?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular