Campur Aduk Sentimen, Wall Street akan Dibuka Bervariasi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 August 2019 18:35
Wall Street akan dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 17:45 WIB, kontrak futures Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan penurunan masing-masing sebesar 0,9 dan 1 poin pada saat pembukaan perdagangan malam hari ini, sementara S&P 500 diimplikasikan naik sebesar 0,6 poin.

Campur aduk sentimen yang mewarnai perdagangan hari ini membuat pelaku pasar bingung dalam menentukan keputusan.

Di satu sisi, ada sentimen positif yang datang dari rilis data ekonomi AS yang menggembirakan. Kemarin (27/8/2019), angka indeks keyakinan konsumen AS periode Agustus 2019 diumumkan di level 135,1 oleh The Conference Board, jauh mengalahkan ekspektasi yang sebesar 129,3, seperti dilansir dari Forex Factory.

Tingginya angka IKK menunjukkan bahwa masyarakat AS memandang dengan sangat positif perekonomian di sana, serta mengindikasikan bahwa mereka akan mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk aktivitas konsumsi.

Mengingat lebih dari 50% perekonomian AS dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, tentu tingginya indeks keyakinan konsumen menjadi kabar baik bagi perekonomian Negeri Paman Sam, sekaligus perekonomian dunia.

Di sisi lain, sikap China yang mulai berang dengan klaim sepihak dari Presiden AS Donald Trump menjadi sentimen negatif yang mewarnai perdagangan hari ini.

Berbicara di hadapan reporter di sela-sela pertemuan dengan para pimpinan negara-negara Group of Seven (G-7) di Prancis, Trump menyebut bahwa kedua negara akan mulai berbincang dengan sangat serius.

"China menelepon delegasi tingkat tinggi kami di bidang perdagangan tadi malam dan mengatakan 'mari kembali ke meja perundingan' sehingga kami akan melakukannya dan saya rasa mereka ingin melakukan sesuatu. Mereka telah sangat tersakiti namun mereka sadar bahwa inilah langkah yang tepat untuk dilakukan dan saya memiliki rasa hormat yang besar untuk itu. Ini adalah perkembangan yang sangat positif untuk dunia," kata Trump, dilansir dari CNBC International.

Namun kemudian, pihak China membantah bahwa pembicaraan via sambungan telepon itu dilakukan. Kemarin malam waktu setempat, China kembali buka suara. China kembali menegaskan bahwa perbincangan melalui sambungan telepon yang dibangga-banggakan oleh Trump tersebut tidak pernah terjadi.

"Saya belum mendengar kejadian terkait dua sambungan telepon yang disebut oleh pihak AS pada akhir pekan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, dilansir dari CNBC International.

China kemudian mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan AS yang kembali menetapkan bea masuk yang lebih tinggi bagi importasi produk asal China. Menurut Beijing, langkah AS tersebut sama sekali tak konstruktif.

"Sangat disayangkan bahwa AS telah lebih lanjut menaikkan bea masuk bagi produk ekspor China ke AS. Tekanan yang ekstrim ini benar-benar berbahaya bagi kedua belah pihak dan sama sekali tidak konstruktif," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, dilansir dari CNBC International.

Bisa jadi, dalam waktu dekat perang dagang kedua negara akan kembali tereskalasi dan membuat laju perekonomian kedua negara, berikut dunia, mengalami yang namanya hard landing.

Pada pukul 21:30 WIB, data resmi pemerintah AS terkait perubahan stok minyak mentah untuk minggu yang berakhir pada 23 Agustus 2019 akan dirilis.

Kemarin, kelompok industri perminyakan, American Petroleum Institute (API), mengumumkan bahwa stok minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir pada 23 Agustus 2019 turun hingga 11,1 juta barel. Angka penurunan tersebut jauh lebih dalam ketimbang ekspektasi analis yang dihimpun Reuters sebanyak 2 juta barel.

Jika data resmi dari pemerintah AS mengonfirmasi temuan dari API, maka harga minyak mentah bisa semakin melonjak. Hingga berita ini diturunkan, harga minyak WTI kontrak acuan melejit 1,64% ke level US$ 55,83/barel, sementara harga minyak brent kontrak acuan menguat 1,39% ke level US$ 60,34/barel.

Untuk diketahui, kenaikan harga minyak mentah dunia adalah sesuatu yang negatif bagi perekonomian AS secara umum. Ketika harga minyak mentah melonjak, harga bensin di AS akan menjadi lebih mahal sehingga biaya logistik akan menjadi lebih mahal. Di AS, jalur darat memang berperan besar dalam kegiatan logistik.

Tidak ada pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Nantikan Data PDB AS, Wall Street Siap Tancap Gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular