Fiuh! Sempat Tergelincir, IHSG Finis di Zona Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 August 2019 16:39
Fiuh! Sempat Tergelincir, IHSG Finis di Zona Hijau
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan hari ini dengan apresiasi sebesar 0,18% ke level 6.289,65, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak di zona hijau sebelum kemudian tergelincir ke zona merah beberapa kali pada sesi dua. Per akhir sesi dua, IHSG menguat 0,06% ke level 6.281,65.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendongkrak kinerja IHSG di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,27%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+2,93%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+1,85%), PT Vale Indonesia Tbk/INCO (+4,06%), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk/TBIG (+3,41%).

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona merah: indeks Shanghai turun 0,29%, indeks Hang Seng melemah 0,19%, dan indeks Straits Times jatuh 0,36%.

Sikap China yang mulai berang dengan klaim sepihak dari Presiden AS Donald Trump sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.

Berbicara di hadapan reporter di sela-sela pertemuan dengan para pimpinan negara-negara Group of Seven (G-7) di Prancis, Trump menyebut bahwa kedua negara akan mulai berbincang dengan sangat serius.

"China menelepon delegasi tingkat tinggi kami di bidang perdagangan tadi malam dan mengatakan 'mari kembali ke meja perundingan' sehingga kami akan melakukannya dan saya rasa mereka ingin melakukan sesuatu. Mereka telah sangat tersakiti namun mereka sadar bahwa inilah langkah yang tepat untuk dilakukan dan saya memiliki rasa hormat yang besar untuk itu. Ini adalah perkembangan yang sangat positif untuk dunia," kata Trump, dilansir dari CNBC International.

Namun kemudian, pihak China membantah bahwa pembicaraan via sambungan telepon itu dilakukan. Kemarin (27/8/2019) malam waktu setempat, China kembali buka suara. China kembali menegaskan bahwa perbincangan melalui sambungan telepon yang dibangga-banggakan oleh Trump tersebut tidak pernah terjadi.

"Saya belum mendengar kejadian terkait dua sambungan telepon yang disebut oleh pihak AS pada akhir pekan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, dilansir dari CNBC International.

China kemudian mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan AS yang kembali menetapkan bea masuk yang lebih tinggi bagi importasi produk asal China. Menurut Beijing, langkah AS tersebut sama sekali tak konstruktif.

"Sangat disayangkan bahwa AS telah lebih lanjut menaikkan bea masuk bagi produk ekspor China ke AS. Tekanan yang ekstrim ini benar-benar berbahaya bagi kedua belah pihak dan sama sekali tidak konstruktif," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, dilansir dari CNBC International.

Di sisi lain, rilis data ekonomi AS yang menggembirakan menjadi sentimen positif yang hadir pada perdagangan hari ini. Kemarin, angka indeks keyakinan konsumen AS periode Agustus 2019 diumumkan di level 135,1 oleh The Conference Board, jauh mengalahkan ekspektasi yang sebesar 129,3, seperti dilansir dari Forex Factory.

Tingginya angka IKK menunjukkan bahwa masyarakat AS memandang dengan sangat positif perekonomian di sana, serta mengindikasikan bahwa mereka akan mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk aktivitas konsumsi.

Mengingat lebih dari 50% perekonomian AS dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, tentu tingginya indeks keyakinan konsumen menjadi kabar baik bagi perekonomian Negeri Paman Sam, sekaligus perekonomian dunia.
Investor asing yang cukup gencar melakukan aksi jual membuat IHSG sempat tergelincir ke zona merah, walaupun pada akhirnya mengakhiri hari dengan penguatan tipis. Per akhir sesi dua, IHSG membukukan jual bersih senilai Rp 214,7 miliar di pasar reguler.

Pelemahan rupiah menjadi faktor yang memantik aksi jual oleh investor asing di pasar saham tanah air. Memang, pada penutupan perdagangan rupiah tercatat flat melawan dolar AS di pasar spot. Rupiah ditutup di level Rp 14.250/dolar AS.

Namun, sepanjang hari rupiah cenderung melemah melawan dolar AS. Pada titik terlemahnya hari ini di level Rp 14.265/dolar AS, rupiah tercatat melemah sebesar 0,11%. Untuk diketahui, dalam dua hari perdagangan sebelumnya (26 & 27 Agustus), rupiah tercatat melemah yakni masing-masing sebesar 0,18% dan 0,11%.

Ketika rupiah melemah, investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs sehingga aksi jual menjadi opsi yang sangat mungkin untuk mereka ambil.

Potensi eskalasi perang dagang AS-China membuat pelaku pasar melepas rupiah dan mengalihkannya ke dolar AS selaku safe haven, walau pada akhirnya rupiah ditutup flat.

Saham-saham yang banyak dilego investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 102 miliar), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 58,3 miliar), PT Perusahaan Gas Negara (Rp 35,6 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 34,9 miliar), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk/TBIG (Rp 23 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular