
Ternyata Konsumsi Rokok RI Turun 8,6% pada Semester I-2019

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang paruh pertama tahun 2019, data riset pasar Nielsen mencatat bahwa total volume penjualan industri rokok dalam negeri mengalami koreksi sebesar 8,6% secara tahunan menjadi hanya 118,5 miliar batang dari sebelumnya 129,6 miliar batang di semester I-2018.
Jika ditelusuri lebih rinci, volume penjualan SKM LTN membukukan penurunan paling dalam sebesar 16,3% year-on-year (YoY), dari 46,9 miliar batang menjadi 39,3 miliar batang. Untuk diketahui SKM LTN adalah rokok kretek mesin dengan kadar tar dan nikotin yang rendah.
Sementara itu, penjualan rokok SKM FF, atau kretek mesin full flavor, yang menyumbang hampir 45% dari penjualan rokok nasional juga terkoreksi meski cenderung stagnan.
Pada semester I-2019, penjualan SKM FF turun 0,75% menjadi 52,8 miliar batang dari sebelumnya 53,3 miliar batang di paruh pertama tahun lalu.
Selain itu, penjualan rokok kretek tangan juga tercatat melemah 11,8% YoY menjadi 19,8 miliar batang, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 22,4 miliar batang.
Uniknya, kondisi penjualan rokok domestik yang mengalami penurunan pada semester pertama tahun ini berbeda dengan perolehan yang dibukukan oleh pemain besar industri rokok, seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Melansir press release GGRM hari ini (27/8/2019), perusahaan mencatat peningkatan volume penjualan mencapai 14,78% secara tahunan, dari 40,6 miliar batang menjadi 46,6 miliar batang.
Lalu, jika dilihat dari perolehan rupiah, total penjualan domestik dari produk SKM milik GGRM naik 18,84% YoY menjadi Rp 47,48 triliun, sedangkan untuk produk SKT naik tipis 4,11% YoY menjadi Rp 3,8 triliun.
Lebih lanjut, HMSP juga masih membukukan peningkatan penjualan pada paruh pertama tahun ini, meski tidak sebesar GGRM.
Hingga Juni 2019, penjualan produk SKM HMSP tumbuh 4,94% secara tahunan menjadi Rp 35,93 triliun dari sebelumnya Rp 34,24 triliun.
Akan tetapi, berbeda dengan GGRM, penjualan produk SKT keluaran HMSP mencatatkan kontraksi 4,46% YoY, dari Rp 9,32 triliun di semester I-2018 menjadi Rp 8,91 triliun di semester I-2019.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Ini Deretan Kebijakan yang Bikin HMSP & GGRM Babak Belur