Analisis

AS-China Berniat Damai, Euro Balik Loyo

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 August 2019 16:11
AS-China Berniat Damai, Euro Balik Loyo
Foto: Ilustrasi euro (Rudy and Peter Skitterians from Pixabay)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro berbalik melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (26/8/19) setelah adanya tanda-tanda perundingan dagang AS-China akan kembali dimulai.

Sebelumnya perang dagang kedua negara ini kembali tereskalasi setelah pada Jumat (26/8/19) pekan lalu Pemerintah China akan menaikkan tarif impor mulai dari 5% sampai 10% terhadap produk-produk dari Paman Sam senilai US$ 75 miliar, dan mulai berlaku pada 1 September dan 15 Desember.

Tidak hanya itu, China kembali mengenakan tarif sebesar 25% terhadap mobil dari AS yang akan masuk ke China, dan untuk suku cadangnya akan dikenakan tarif sebesar 5%. Kebijakan ini sebelumnya dihentikan pada bulan April lalu, dan kini akan diberlakukan lagi mulai 15 Desember.


Langkah China kembali membuat AS panas. Melalui cuitan di Twitter, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%.

Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.

Kembali memanasnya perang dagang membuat dolar AS tertekan, pasar menjadi khawatir ekonomi Paman Sam akan mengalami pelambatan hingga resesi.
Kini muncul kembali asa damai dagang antara AS dengan China setelah Presiden AS, Donald Trump, beberapa saat lalu mengatakan China menginginkan perundingan dimulai lagi dan kedua negara akan memulai pembicaraan dengan serius.


"China menghubungi para negosiator dagang kita tadi malam dan mengatakan "mari kembali berunding", jadi kita akan kembali bernegosiasi dan saya pikir mereka akan melakukan sesuatu. (Ekonomi) mereka telah terpukul hebat tapi mereka paham ini perundingan ini hal yang benar untuk dilakukan dan saya memberikan rasa hormat untuk itu" kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International.

Pernyataan tersebut membuat harapan akan adanya damai dagang antara AS-China kembali muncul, dan dolar pada akhirnya bisa memukul balik euro.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)


AS-China Berniat Damai, Euro Balik LoyoGrafik: EUR/USD Harian
Foto: MetaTrader 5

Euro diperdagangkan di level US$ 1,1117 pada pukul 15:55 WIB, berdasarkan kuotasi MetaTrader 5. Pada grafik harian, euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA 21 hari (garis hijau) dan MA 125 hari (garis biru), tetapi di atas MA 8 hari (garis merah) 

Sementara itu, indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona negatif dan kembali bergerak turun, memberikan gambaran sentimen bearish bagi euro. Untuk jangka menengah selama tertahan di bawah US$ 1,1215. 

AS-China Berniat Damai, Euro Balik LoyoGrafik: EUR/USD 30 Menit 
Sumber: MetaTrader 5


Pada time frame 30 menit, euro bergerak di bawah MA 8 dan 21 tetapi di atas MA 125. Indikator Stochastic sudah memasuki wilayah jenuh jual (oversold).

Support terdekat berada di kisaran US$ 1,1105, selama tidak ditembus euro berpeluang rebound ke area US$ 1,1135 melihat indikator stochastic yang oversold. Penembusan di atas level US$ 1,1135 akan membuka peluang ke area US$ 1,1155. 

Sebaliknya jika support ditembus, euro berpotensi turun ke US$ 1,1078. Peluang ke area US$ 1,1053 menjadi terbuka jika mata uang 19 negara ini menembus US$ 1,1078. 

Sementara jika tertahan di bawah resisten, euro berpeluang turun ke area US$ 1,1361, jika dilewati mata uang 19 negara ini berpotensi turun ke US$ 1,1335.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/hps) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular