
Perang Dagang, Perang Investasi, dan Rupiah yang Tak Bergigi
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 August 2019 08:26

Tidak cuma perang dagang, perang investasi pun mulai terjadi. Trump meminta perusahaan-perusahaan AS untuk menutup pabrik dan menghentikan produksi di China.
"Perusahaan AS diminta untuk segera mencari alternatif, termasuk membawanya pulang ke rumah dan membuat produk di AS. Kita tidak butuh China dan, jujur saja, akan lebih baik tanpa mereka," cuit Trump di Twitter.
Setelah pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Osaka akhir Juni lalu, hubungan Washington-Beijing sepertinya malah memburuk. Bukannya damai dagang, perang dagang justru kian panas.
Perang dagang adalah risiko besar bagi perekonomian global. Saat dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia saling hambat, dampaknya adalah kerusakan rantai pasok. Ekspor dan investasi di berbagai negara akan terpukul, tidak terkecuali Indonesia.
Benar saja, isu perang dagang AS-China menjadi momok utama di pasar keuangan Asia hari ini. Sulit berharap pelaku pasar menjadi agresif, justru yang ada adalah bermain aman dengan menjauhi aset-aset di negara berkembang. Pantasa saja rupiah cs di Asia jadi tidak berdaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
"Perusahaan AS diminta untuk segera mencari alternatif, termasuk membawanya pulang ke rumah dan membuat produk di AS. Kita tidak butuh China dan, jujur saja, akan lebih baik tanpa mereka," cuit Trump di Twitter.
Setelah pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Osaka akhir Juni lalu, hubungan Washington-Beijing sepertinya malah memburuk. Bukannya damai dagang, perang dagang justru kian panas.
Benar saja, isu perang dagang AS-China menjadi momok utama di pasar keuangan Asia hari ini. Sulit berharap pelaku pasar menjadi agresif, justru yang ada adalah bermain aman dengan menjauhi aset-aset di negara berkembang. Pantasa saja rupiah cs di Asia jadi tidak berdaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular