Sri Mulyani Ingin Tokopedia & Bukalapak Cs Jualan SUN

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
23 August 2019 13:35
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ingin agar perusahaan e-commerce ikut membantu penjualan Surat Utang Negara (SUN).
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat launching MPN G3 (Dok. KLI Kementerian Keuangan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ingin agar perusahaan e-commerce ikut membantu penjualan Surat Utang Negara (SUN), termasuk melalui aplikasi yang dikembangkan oleh perusahaan perdagangan daring tersebut.

Perusahaan e-commerce yang dimaksud di antaranya Tokopedia, Bukalapak hingga Finnet Indonesia yang saat ini menjadi mitra Kementerian Keuangan dalam melayani penyetoran penerimaan negara dari masyarakat.

"Sangat mungkin [e-commerce jual surat utang]. Kalau saat ini lakukan berbagai channel retail masih menggunakan channel bank-bank. Jadi ke depan berbagai kemungkinan akan terus di eksplor," ujar Sri Mulyani usai meresmikan rilisnya Modul Penerimaan Negara Generasi Ketiga (MPN G3) di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/8/2019).


Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mengatakan MPN G3 terlaksana dengan menggandeng sejumlah bank dan pelaku fintech (financial technology) dan e-commerce, seperti Tokopedia, Finnet , dan Bukalapak.

MPN G3 ini merupakan penyempurnaan dari MPN G2 dan bertujuan untuk 
mengelola penerimaan negara secara jauh lebih akurat, tepat waktu. Kerja sama dengan perusahaan belanja online ini untuk menerima pembayaran pajak dan kewajiban lainn dari masyarakat.

Ini merupakan peningkatan yang dilakukan sejalan dengan perkembangan teknologi untuk memudahkan masyarakat membayarkan kewajiban untuk penerimaan negara.
Dia menilai kerja sama ini tidak hanya memudahkan masyarakat melakukan kewajiban tapi juga lembaga dalam mendata. Pasalnya, melalui e-commerce semua transaksi akan tersimpan dengan baik.

"Sekarang dengan makin digunakan teknologi digital dalam banyak transaksi e-commerce dan lain-lain, ini dengan sendirinya seluruh informasi ter-capture dalam transaksi secara otomatis. Belanja bisa dilakukan record semua transaksi sangat reliable, ini akan makin memperbaiki kualitas," jelasnya.

Menurutnya, data sangat berguna bagi Kementerian Keuangan untuk mempelajari bagaimana tingkah laku dari belanja dan juga menyangkut belanja barang dan selama ini sudah dilakukan oleh semua kementerian dan lembaga (KL).

"Ini bisa dipakai dalam perbaikan-perbaikan efisiensi, seperti Presiden harapkan kita semua terus memperbaiki efektivitas dan efisiensi belanja," tegasnya.

Sebagai perbandingan, perusahaan fintech juga sebelumnya terlibat dalam penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel jenis Savings Bond Ritel (SBR) Seri SBR007.

Dalam penerbitan pada 31 Juli lalu ini, Kementerian Keuangan menggandeng 20 mitra distribusi, di antaranya perusahaan fintech (Peer-to-Peer Lending) PT Investree Radhika Jaya atau Investree dan PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku.

Selain itu juga ada perusahaan efek khusus (APERD Financial Technology) yakni PT Star Mercato Capitale (Tanamduit) PT Bareksa Portal Investasi, dan PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee).

Simak investor milenial memburu SBR007.

[Gambas:Video CNBC]


(tas) Next Article Sri Mulyani Keluarkan Aturan Terbaru Buyback SBN, Ini Isinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular