Analisis
BI Effect Mendem, Rupiah Fokus ke Jackson Hole
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 August 2019 12:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Efek pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) belum terlihat, para pelaku pasar berfokus pada simposium Jackson Hole di AS.
Pada Jumat (23/8/2019) pukul 12:24 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.240. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah berhasil menguat tipis setelah BI memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Sebelum BI mengumumkan kebijakan moneter, rupiah berada di zona merah, dan setelah pengumuman berbalik menguat meski tidak banyak.
Pergerakan tersebut memberikan gambaran pemangkasan suku bunga dua bulan beruntun oleh BI menjadi sentimen positif bagi rupiah, pelaku pasar berekspektasi laju perekonomian Indonesia menjadi lebih terakselerasi lagi.
Namun sayangnya efek pemangkasan suku bunga BI harus ditunda dulu, pelaku pasar kini berfokus pada pertemuan tahunan Jackson Hole di AS. Pertemuan yang dihadiri oleh bank sentral, menteri keuangan, ekonom, akademisi hingga praktisi dari seluruh dunia. Sehingga bisa memberikan gambaran bagaimana kondisi finansial global dan kebijakan moneter yang akan diterapkan oleh masing-masing bank sentral.
Fokus utama tentunya tertuju pada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), sang pimpinan Jerome Powell akan berpidato pada pukul 21:00 WIB malam ini.
Powell diprediksi akan menghadapi tantangan yang cukup berat dalam menyampaikan pesan yang tepat ke pasar finansial terkait kebijakan moneternya.
Pendapat para anggota The Fed mengenai kebijakan moneter sedang terbelah, dan Powell bisa mengguncang pasar finansial jika gagal meyakinkan pasar jika pemangkasan suku bunga masih akan berlanjut.
Berdasarkan risalah rapat kebijakan moneter bulan Juli, sikap komite pembuat kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) terbelah. Saat itu The Fed memutuskan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps, tetapi ada dua anggota FOMC yang menginginkan suku bunga dipangkas 50 bps, dan ada dua anggota juga yang berpendapat The Fed tidak perlu memangkas suku bunga.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Jumat (23/8/2019) pukul 12:24 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.240. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah berhasil menguat tipis setelah BI memangkas 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Sebelum BI mengumumkan kebijakan moneter, rupiah berada di zona merah, dan setelah pengumuman berbalik menguat meski tidak banyak.
Namun sayangnya efek pemangkasan suku bunga BI harus ditunda dulu, pelaku pasar kini berfokus pada pertemuan tahunan Jackson Hole di AS. Pertemuan yang dihadiri oleh bank sentral, menteri keuangan, ekonom, akademisi hingga praktisi dari seluruh dunia. Sehingga bisa memberikan gambaran bagaimana kondisi finansial global dan kebijakan moneter yang akan diterapkan oleh masing-masing bank sentral.
Fokus utama tentunya tertuju pada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), sang pimpinan Jerome Powell akan berpidato pada pukul 21:00 WIB malam ini.
Powell diprediksi akan menghadapi tantangan yang cukup berat dalam menyampaikan pesan yang tepat ke pasar finansial terkait kebijakan moneternya.
Pendapat para anggota The Fed mengenai kebijakan moneter sedang terbelah, dan Powell bisa mengguncang pasar finansial jika gagal meyakinkan pasar jika pemangkasan suku bunga masih akan berlanjut.
Berdasarkan risalah rapat kebijakan moneter bulan Juli, sikap komite pembuat kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) terbelah. Saat itu The Fed memutuskan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps, tetapi ada dua anggota FOMC yang menginginkan suku bunga dipangkas 50 bps, dan ada dua anggota juga yang berpendapat The Fed tidak perlu memangkas suku bunga.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular