Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Saham Bank Buku 4 Berguguran

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
21 August 2019 18:54
Potensi suku bunga tidak diturunkan alias tetap semakin mengemuka jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 Agustus.
Foto: Pembukaan Perdagangan BEI 2019 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi suku bunga tidak diturunkan alias tetap semakin mengemuka jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 Agustus. Besok pukul 14:00 WIB rencananya akan diumumkan kebijakan suku bunga BI 7 Day RR yang baru.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI masih mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% pada bulan ini. empat dari 13 ekonom yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate turun 25 basis poin (bps) ke 5,5%. Memang minoritas beberapa ekonom yang vote akan terjadi penurunan suku bunga, tetapi tidak bisa dinafikan begitu saja.


Berikut data konsensusnya:

InstitusiBI 7 Day Reverse Repo (%)
ING5.75
Citi5.5
Bahana Sekuritas5.5
Barclays5.75
ANZ5.75
CIMB Niaga5.75
UOB5.5
BTN5.5
Maybank Indonesia5.75
Bank Permata5.75
Bank Danamon5.75
Danareksa Research Institute5.75
BCA5.75
MEDIAN5.75
Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia

Melihat adanya kemungkinan dipertahankannya suku bunga tersebut, saham perbankan yang masuk dalam kategori BUKU IV banyak dilepas pelaku pasar, yakni: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-2,03%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-1,22%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-2,26%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,17%).

Wajar jika pelaku pasar lebih banyak menjual saham-saham tersebut, pasalnya beban biaya dana (cost of fund) perbankan tidak akan berkurang di tengah perekonomian yang cenderung lesu seperti sekarang ini. Terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II hanya tumbuh 5,05%, lebih rendah dari pertumbuhan kuartal I yang sebesar 5,07%.


Padahal data ekspor-impor menunjukkan penurunan yang menggambarkan perlambatan permintaan domestik. Ditambah dengan defisit pada neraca berjalan (current account) sehingga beberapa ekonom yang dihimpun CNBC Indonesia tersebut berpendapat bahwa BI perlu menurunkan suku bunga untuk mestimulus perekonomian.

"Melihat data ekspor-impor terakhir, masih terlihat perlambatan permintaan domestik. Dengan defisit neraca perdagangan yang landai pada Juli, kami memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal III-2019 berada di 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan pada kuartal berikutnya sekitar 2-2,5% PDB. Lebih rendah dibandingkan 2018," papar Heli Arman, Ekonom Citi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article BI Pangkas Bunga Acuan, 3 Investasi Ini Langsung Ngacir!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular