
Suplai CPO di Pasaran Banjir, Harga Jual Turun Lagi
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
21 August 2019 12:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali melemah setelah sempat naik hampir 1%.
Pada perdagangan hari Rabu (21/8/2019) pukul 11:00 WIB harga CPO kontrak pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) melemah 0,37% ke level MYR 2.169/ton.
Di sesi perdagangan sehari sebelumnya (20/8/2019) harga CPO ditutup menguat 0,97%.
Penguatan harga CPO kemarin didorong oleh sentimen kenaikan ekspor minyak sawit dari Malaysia.
Surveyor kargo Intertek Testing Services (ITS) mengatakan volume ekspor minyak sawit Malaysia sepanjang periode 1-20 Agustus 2019 naik 8,7% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya, dikutip dari Reuters.
Sementara surveyor kargo lain, AmSpec Agri Malaysia mengatakan ekspor minyak sawit meningkat hingga 13% pada periode yang sama.
Dengan adanya peningkatan ekspor, diharapkan stok minyak sawit yang telah melimpah di Malaysia dapat semakin dikurangi sehingga keseimbangan fundamental menjadi semakin baik.
Sebagai informasi, posisi stok minyak sawit Malaysia pada bulan Juli sebesar 2,39 juta ton yang mana lebih tinggi 7,1% dibanding tahun sebelumnya. Namun stok tersebut sudah jauh berkurang dibanding akhir tahun 2018 yang mencapai 3,21 juta ton atau tertinggi dalam 19 tahun terakhir.
Namun hari ini harga CPO mendapat tekanan dari apresiasi nilai tukar ringgit terhadap dolar. Pada pukul 11:15 WIB, ringgit menguat 0,24% terhadap dolar AS.
Hal itu membuat harga CPO di Malaysia menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Alhasil minat pelaku pasar terhadap kontrak pembelian CPO agak sedikit pudar.
Selain itu penguatan ringgit juga membuat investor punya alasan untuk mengamankan keuntungan. Maklum, kemarin penguatan harga CPO cukup besar, hampir 1%.
(taa/hps) Next Article Harga CPO Sentuh Titik Terendah Dalam 7 Pekan
Pada perdagangan hari Rabu (21/8/2019) pukul 11:00 WIB harga CPO kontrak pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) melemah 0,37% ke level MYR 2.169/ton.
Di sesi perdagangan sehari sebelumnya (20/8/2019) harga CPO ditutup menguat 0,97%.
Penguatan harga CPO kemarin didorong oleh sentimen kenaikan ekspor minyak sawit dari Malaysia.
Surveyor kargo Intertek Testing Services (ITS) mengatakan volume ekspor minyak sawit Malaysia sepanjang periode 1-20 Agustus 2019 naik 8,7% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya, dikutip dari Reuters.
Sementara surveyor kargo lain, AmSpec Agri Malaysia mengatakan ekspor minyak sawit meningkat hingga 13% pada periode yang sama.
Dengan adanya peningkatan ekspor, diharapkan stok minyak sawit yang telah melimpah di Malaysia dapat semakin dikurangi sehingga keseimbangan fundamental menjadi semakin baik.
Sebagai informasi, posisi stok minyak sawit Malaysia pada bulan Juli sebesar 2,39 juta ton yang mana lebih tinggi 7,1% dibanding tahun sebelumnya. Namun stok tersebut sudah jauh berkurang dibanding akhir tahun 2018 yang mencapai 3,21 juta ton atau tertinggi dalam 19 tahun terakhir.
Namun hari ini harga CPO mendapat tekanan dari apresiasi nilai tukar ringgit terhadap dolar. Pada pukul 11:15 WIB, ringgit menguat 0,24% terhadap dolar AS.
Hal itu membuat harga CPO di Malaysia menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Alhasil minat pelaku pasar terhadap kontrak pembelian CPO agak sedikit pudar.
Selain itu penguatan ringgit juga membuat investor punya alasan untuk mengamankan keuntungan. Maklum, kemarin penguatan harga CPO cukup besar, hampir 1%.
(taa/hps) Next Article Harga CPO Sentuh Titik Terendah Dalam 7 Pekan
Most Popular