
Asing Akumulasi Beli, Saham BUMI Rebound
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
20 August 2019 17:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten batu bara dengan cadangan terbesar di Indonesia, kembali rebound dari posisi terendah sejak Oktober 2016. Sementara itu, investor asing mulai melakukan aksi beli (net buy).
Pada perdagangan Selasa (20/8/2019), harga saham BUMI ditutup pada harga Rp 95/saham, naik 1,06% dibandingkan sehari sebelumnya. Harga penutupan Senin kemarin merupakan posisi terendah sejak Oktober 2016.
Harga saham BUMI pada hari ini bergerak pada kisaran Rp 94 - Rp 96 dengan total transaksi Rp 7,34 miliar. Investor asing tercatat melakukan akumulasi dengan nilai mencapai Rp 3,45 miliar. Dalam sebulan terakhir investor asing tercatat melakukan beli bersih sebesar Rp 30,99 miliar.
Kenaikan harga saham ini sejalan dengan mencuatnya wacana penghapusan Domestic Market Obligation (DMO) batu bara yang disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.
"DME [dimethyl ether] tergantung daripada DMO untuk batu bara. Dari kami usulannya DMO itu dihilangkan," ujar Airlangga dalam konferensi pers RAPBN 2020, di Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, penghapusan DMO tersebut ditujukan untuk memperbaiki nilai ekonomis batu bara. Sebab, Airlangga menilai, tanpa dihapusnya DMO, industri tidak ekonomis.
Selain itu, Airlangga yang merupakan politikus dan Ketua Umum Partai Golkar ini juga mewacanakan royalti batu bara dinolkan. Terutama untuk batu bara yang akan dimanfaatkan untuk proyek hilirisasi dimethyl ether (DME) atau gasifikasi batu bara. "Kalau DME, royaltinya kita nolkan," kata Airlangga dijumpai di JW Luwansa, Selasa (20/8/2019).
Terkait soal usulannya mencabut DMO, Airlangga pun mengatakan dengan singkat, yang ditekankan adalah soal royalti batu bara untuk kepentingan hilirisasi. "Royaltinya itu harusnya mengkompensasikan untuk pembangunan industri," jelasnya.
Simak rencana BUMI cicil pembayaran.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/tas) Next Article BUMI Cicil Pembayaran Utang USD 30,99 Juta
Pada perdagangan Selasa (20/8/2019), harga saham BUMI ditutup pada harga Rp 95/saham, naik 1,06% dibandingkan sehari sebelumnya. Harga penutupan Senin kemarin merupakan posisi terendah sejak Oktober 2016.
Harga saham BUMI pada hari ini bergerak pada kisaran Rp 94 - Rp 96 dengan total transaksi Rp 7,34 miliar. Investor asing tercatat melakukan akumulasi dengan nilai mencapai Rp 3,45 miliar. Dalam sebulan terakhir investor asing tercatat melakukan beli bersih sebesar Rp 30,99 miliar.
Kenaikan harga saham ini sejalan dengan mencuatnya wacana penghapusan Domestic Market Obligation (DMO) batu bara yang disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.
"DME [dimethyl ether] tergantung daripada DMO untuk batu bara. Dari kami usulannya DMO itu dihilangkan," ujar Airlangga dalam konferensi pers RAPBN 2020, di Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, penghapusan DMO tersebut ditujukan untuk memperbaiki nilai ekonomis batu bara. Sebab, Airlangga menilai, tanpa dihapusnya DMO, industri tidak ekonomis.
Selain itu, Airlangga yang merupakan politikus dan Ketua Umum Partai Golkar ini juga mewacanakan royalti batu bara dinolkan. Terutama untuk batu bara yang akan dimanfaatkan untuk proyek hilirisasi dimethyl ether (DME) atau gasifikasi batu bara. "Kalau DME, royaltinya kita nolkan," kata Airlangga dijumpai di JW Luwansa, Selasa (20/8/2019).
Terkait soal usulannya mencabut DMO, Airlangga pun mengatakan dengan singkat, yang ditekankan adalah soal royalti batu bara untuk kepentingan hilirisasi. "Royaltinya itu harusnya mengkompensasikan untuk pembangunan industri," jelasnya.
Simak rencana BUMI cicil pembayaran.
[Gambas:Video CNBC]
(dob/tas) Next Article BUMI Cicil Pembayaran Utang USD 30,99 Juta
Most Popular