Jadi Siapa Nih Juara Asia? Rupiah atau Rupee?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 August 2019 09:39
Jadi Siapa <i>Nih</i> Juara Asia? Rupiah atau Rupee?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah bahkan bisa dibilang sebagai mata uang terkuat di Asia. 

Pada Senin (19/8/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.200. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Di level Asia, sebenarnya rupee India adalah yang terbaik secara de facto. Sebab, penguatan mata uang Negeri Bollywood hampir mencapai 1%. Di tabel klasemen mata uang utama Benua Kuning, rupee berada di posisi teratas.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:18 WIB:



Namun, rupee masih mencerminkan posisi penutupan pasar akhir pekan lalu karena pasar keuangan India belum dibuka. Jadi secara de jure, rupiah adalah yang terbaik di Asia kalau di antara mata uang lainnya yang sudah diperdagangkan. 

Faktor domestik dan eksternal sedang kondusif buat mata uang Tanah Air. Dari dalam negeri, rupiah pekan lalu sudah melemah 0,32% di hadapan dolar AS. Padahal mata uang Asia lainnya menguat, seperti dolar Singapura (0,09%), ringgit Malaysia (0,17%), dolar Taiwan (0,21%), yuan China (0,28%), atau won Korea Selatan (0,49%). 


Oleh karena itu, rupiah menyimpan energi untuk technical rebound. Rupiah yang sudah murah menjadi menarik untuk dikoleksi. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sementara dari sisi eksternal, kekhawatiran terhadap resesi yang begitu terasa pada pekan lalu kini berangsur sirna. Salah satu sinyal resesi, yaitu inversi imbal hasil (yield) pemerintah AS tenor dua dan 10 tahun, juga sudah tidak lagi terjadi.  

Pada pukul 08:18 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun adalah 1,5048% sementara yang 10 tahun berada di 1,5927%. Tidak ada inversi, yield tenor pendek lebih tinggi ketimbang tenor panjang. 


Selain itu, kekhawatiran investor terhadap situasi di Argentina juga mereda. Setelah sempat melemah sampai di kisaran 15% di hadapan dolar AS, mata uang Negeri Lionel Messi berhasil menguat 8,97% dalam dua hari terakhir. 



 
Kemudian, masih ada harapan AS-China bisa mencapai damai dagang. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan tim negosiasi dagang AS dan China akan berkomunikasi secara intensif dalam 10 hari ke depan. Apabila komunikasi ini positif, maka rencana dialog dagang di Washington pada awal September bisa terlaksana. 

"(Perkembangan dialog dagang AS-China) cukup baik. Oleh karena itu, tidak ada risiko resesi. Konsumen terus bekerja, upah naik, mereka terus melakukan konsumsi dan menabung," kata Kudlow dalam wawancara dengan Fox News Sunday, seperti diberitakan oleh Reuters. 

Berbagai sentimen positif eksternal itu berhasil membangkitkan nafsu pelaku pasar terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang. Indonesia pun menikmati arus modal yang mampu menopang penguatan rupiah.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular