
Jadi Siapa Nih Juara Asia? Rupiah atau Rupee?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 August 2019 09:39

Sementara dari sisi eksternal, kekhawatiran terhadap resesi yang begitu terasa pada pekan lalu kini berangsur sirna. Salah satu sinyal resesi, yaitu inversi imbal hasil (yield) pemerintah AS tenor dua dan 10 tahun, juga sudah tidak lagi terjadi.
Pada pukul 08:18 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun adalah 1,5048% sementara yang 10 tahun berada di 1,5927%. Tidak ada inversi, yield tenor pendek lebih tinggi ketimbang tenor panjang.
Selain itu, kekhawatiran investor terhadap situasi di Argentina juga mereda. Setelah sempat melemah sampai di kisaran 15% di hadapan dolar AS, mata uang Negeri Lionel Messi berhasil menguat 8,97% dalam dua hari terakhir.
Kemudian, masih ada harapan AS-China bisa mencapai damai dagang. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan tim negosiasi dagang AS dan China akan berkomunikasi secara intensif dalam 10 hari ke depan. Apabila komunikasi ini positif, maka rencana dialog dagang di Washington pada awal September bisa terlaksana.
"(Perkembangan dialog dagang AS-China) cukup baik. Oleh karena itu, tidak ada risiko resesi. Konsumen terus bekerja, upah naik, mereka terus melakukan konsumsi dan menabung," kata Kudlow dalam wawancara dengan Fox News Sunday, seperti diberitakan oleh Reuters.
Berbagai sentimen positif eksternal itu berhasil membangkitkan nafsu pelaku pasar terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang. Indonesia pun menikmati arus modal yang mampu menopang penguatan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pada pukul 08:18 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun adalah 1,5048% sementara yang 10 tahun berada di 1,5927%. Tidak ada inversi, yield tenor pendek lebih tinggi ketimbang tenor panjang.
Selain itu, kekhawatiran investor terhadap situasi di Argentina juga mereda. Setelah sempat melemah sampai di kisaran 15% di hadapan dolar AS, mata uang Negeri Lionel Messi berhasil menguat 8,97% dalam dua hari terakhir.
Kemudian, masih ada harapan AS-China bisa mencapai damai dagang. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan tim negosiasi dagang AS dan China akan berkomunikasi secara intensif dalam 10 hari ke depan. Apabila komunikasi ini positif, maka rencana dialog dagang di Washington pada awal September bisa terlaksana.
"(Perkembangan dialog dagang AS-China) cukup baik. Oleh karena itu, tidak ada risiko resesi. Konsumen terus bekerja, upah naik, mereka terus melakukan konsumsi dan menabung," kata Kudlow dalam wawancara dengan Fox News Sunday, seperti diberitakan oleh Reuters.
Berbagai sentimen positif eksternal itu berhasil membangkitkan nafsu pelaku pasar terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang. Indonesia pun menikmati arus modal yang mampu menopang penguatan rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular