Hong Kong Membara, Bagaimana Nasib Bisnis Lippo di Sana?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
15 August 2019 11:05
Demo di Bandara Internasional Hong Kong berlangsung ricuh pada Selasa (13/8/19).
Foto: Lippo Centre Hong Kong (ist/tripadvisor)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang protes dan pembangkangan warga sipil yang terjadi di Hong Kong membuat aktivitas ekonomi negara administrasi China tersebut terganggu.

Aksi unjuk rasa atau demo di Bandara Internasional Hong Kong berlangsung ricuh pada Selasa (13/8/19). Dalam demo itu, polisi juga kerap kali menggunakan semprotan merica dan mengayunkan tongkat sehingga bentrok dengan engunjuk rasa yang menggunakan troli bagasi untuk menghalangi pintu masuk ke terminal bandara.

Hong Kong telah dilanda demo dalam 2 bulan terakhir sejak 9 Juni. Demonstrasi ini dipicu rencana pemerintah memberlakukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi bagi para pelaku kriminal ke China.


Akibat serangkaian demo, RUU Ekstradisi telah ditangguhkan pada awal Juli lalu oleh Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam. Namun, demo terus berlangsung hingga pekan ini.

Menurut laporan CNN International, ini terjadi karena tuntutan pendemo bukan hanya penangguhan RUU, tapi juga penghapusan RUU Ekstradisi dan pengunduran diri Carrie Lam.

Situasi Hong Kong yang memanas tersebut tentu menjadi perhatian dunia. Bagi Indonesia, Hong Kong merupakan salah satu tempat bagi para konglomerat lokal berbisnis.

Jejak bisnis mereka di Indonesia juga berbekas hingga Hong Kong, entah itu bisnis dalam sektor riil atau hanya sebatas menempatkan perusahaan cangkang alias Special Purpose Vehicle (SPV). 


Salah satu keluarga konglomerat yang punya jejak bisnis di Hong Kong adalah Keluarga Mochtar Riady atau Grup Lippo. Rasanya bagi setiap orang yang pernah ke Hong Kong hampir pasti pernah melihat Gedung Lippo Centre yang terletak di pusat bisnis Admiralty.

Keberadaan gedung yang dibangun 1986 ini cukup populer di Hong Kong. Sebelum bernama Lippo Centre seperti sekarang, gedung ini awalnya bernama Bond Centre. Alan Bond, pengusaha asal Australia, adalah orang yang membangun gedung ini.

Sedang Berkecamuk, Bagaimana Nasib Bisnis Lippo di Hong Kong?Foto: Lippo Centre Hong Kong (ist/tripadvisor)

Inilah penanda, Lippo Grup punya cengkaraman bisnis di Hong Kong. Gedung Lippo Centre diketahui menjadi kantor pusat dari Lippo Limited, perusahaan yang dibangun Mochtar Riady pada 30 Januari 1973 ini menempati lantai di Tower I.

Berdasarkan informasi dari situs Lippo Limited, perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Hong Kong dengan nilai aset bersih HK $ 10,2 miliar per 31 Maret 2019. Lippo Limited merupakan perusahaan induk dari Lippo China Resources Limited dan Hongkong Chinese Limited.

Lippo Limited merupakan perusahaan yang bergerak di sektor properti dan keuangan. Mochtar Riady tercatat sebagai Honorary Chairman dan Stephen Riady sebagai CEO.

Saat situasi yang bergejolak seperti ini, bagaimana situasi bisnis Lippo Hong Kong? CNBC Indonesia berkesempatan menanyakan hal ini kepada John Riady, anak dari James Riady dan cucu dari Mochtar Riady.

John menyampaikan bisnis Lippo di Hong Kong tak mengalami gangguan yang berarti di Hong Kong. "Syukur. Sejauh ini bisnis di sana masih business as usual dan belum terasa dampaknya," kata John, kepada CNBC Indonesia, Kamis (15/08/2019).


Dalam profil perusahaan yang tercatat di website HKE, Lippo Limited bergerak di sejumlah segmen bisnis, mulai dari investasi properti, pengembangan properti, investasi treasury, investasi efek, keuangan korporasi dan pialang sekuritas, perbankan, makanan, hingga mineral.

Lippo Centre, merupakan bangunan komersial yang merupakan gedung pencakar langit ini dikategorikan sebagai gedung Grade A. Ini merupakan salah satu unit bisnis properti yang dimiliki Grup Lippo.

Itu berarti Lippo Centre termasuk golongan bangunan dengan konstruksi dan infrastruktur yang sangat baik. Keunggulan lainnya adalah, gedung Grade A juga memiliki akses yang baik dan dikelola secara profesional.

Tak heran kalau harga sewa yang ditetapkan gedung Grade A bisa begitu tinggi. Sebagai informasi, Tower I gedung ini menjadi kantor dari Taipei Economic and Cultural Office.

Strategi Lippo Bangun Meikarta
[Gambas:Video CNBC]
(hps/tas) Next Article Sah! John Riady Resmi Jadi CEO Lippo Karawaci

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular