Bos BRI: Saya Tak Mau Ada yang Sembunyikan NPL
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
14 August 2019 15:29
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan membenahi seluruh anak usaha agar pencapaian laba bersih bisa optimal tahun ini.
Direktur Utama BRI Suprajarto menegaskan bahwa anak usaha yang akan dibenahi di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) dan PT Bank BRIsyariah Tbk (BRI Syariah).
"Yang BRI Agro dan BRI Syariah kita juga sedang pembenahan. Kita bersihin semua," ujar Suprajarto di sela-sela Konferensi pers kinerja Semester I-2019, Rabu (14/8/2019).
Bahkan dia menegaskan akan memantau ketat anak usaha termasuk masalah kredit atau pembiayaan bermasalah (non performing loan/NPL). "Saya tak mau ada yg disembunyikan NPL-nya," tegas Suprajarto.
Bila melihat kinerja BRI Syariah, bank ini memang kurang optimal dalam mendukung pencapaian laba induk karena pembiayaan bermasalah (NPF) yang tinggi.
Berdasarkan laporan keuangan Maret 2019, BRI Syariah hanya menghasilkan laba bersih Rp 30,6 miliar selama 3 bulan pertama. Dengan aset Rp 38,56 triliun dan ekuitas Rp 5,06 triliun, pencapaian laba tersebut belum signifikan. Return on assets berada pada level 0,43% dan return on equity 2,54%.
BRI Syariah mencatatkan NPF gross pada level 5,68% dan NPF net 4,34% pada akhir Maret 2019. Catatan CNBC Indonesia BRI Syariah selalu mencatatkan NPF nett di atas 4% sejak September 2017, dan selalu menutup tahun dengan NPF gross di atas 4% sejak 2013 lalu.
Sementara itu, BRI Agro mencatatkan laba bersih Rp 61,1 miliar pada Maret 2019, turun dibandingkan dengan tahun lalu Rp 67,69 miliar. BRI Agro juga mencatatkan peningkatan NPL bagi secara gross maupun net. NPF gross pada akhir Maret 2019 sebesar 2,87% sementara NPL net sebesar 2,16%.
(dob) Next Article Bantu Korban Banjir Jakarta, BRI Group Salurkan Bantuan
Direktur Utama BRI Suprajarto menegaskan bahwa anak usaha yang akan dibenahi di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) dan PT Bank BRIsyariah Tbk (BRI Syariah).
"Yang BRI Agro dan BRI Syariah kita juga sedang pembenahan. Kita bersihin semua," ujar Suprajarto di sela-sela Konferensi pers kinerja Semester I-2019, Rabu (14/8/2019).
Bahkan dia menegaskan akan memantau ketat anak usaha termasuk masalah kredit atau pembiayaan bermasalah (non performing loan/NPL). "Saya tak mau ada yg disembunyikan NPL-nya," tegas Suprajarto.
Bila melihat kinerja BRI Syariah, bank ini memang kurang optimal dalam mendukung pencapaian laba induk karena pembiayaan bermasalah (NPF) yang tinggi.
Berdasarkan laporan keuangan Maret 2019, BRI Syariah hanya menghasilkan laba bersih Rp 30,6 miliar selama 3 bulan pertama. Dengan aset Rp 38,56 triliun dan ekuitas Rp 5,06 triliun, pencapaian laba tersebut belum signifikan. Return on assets berada pada level 0,43% dan return on equity 2,54%.
BRI Syariah mencatatkan NPF gross pada level 5,68% dan NPF net 4,34% pada akhir Maret 2019. Catatan CNBC Indonesia BRI Syariah selalu mencatatkan NPF nett di atas 4% sejak September 2017, dan selalu menutup tahun dengan NPF gross di atas 4% sejak 2013 lalu.
Sementara itu, BRI Agro mencatatkan laba bersih Rp 61,1 miliar pada Maret 2019, turun dibandingkan dengan tahun lalu Rp 67,69 miliar. BRI Agro juga mencatatkan peningkatan NPL bagi secara gross maupun net. NPF gross pada akhir Maret 2019 sebesar 2,87% sementara NPL net sebesar 2,16%.
(dob) Next Article Bantu Korban Banjir Jakarta, BRI Group Salurkan Bantuan
Most Popular