Dua Hari Teraniaya, Sekarang Rupiah Terkuat di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 August 2019 08:17
Trump Tunda Bea Masuk
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari dalam negeri, rupiah punya momentum menguat setelah terdepresiasi selama dua hari beruntun. Dalam dua hari tersebut, pelemahan rupiah mencapai nyaris 1% tepatnya 0,92%. 

Oleh karena itu, mungkin sebagian investor melihat rupiah sudah terlalu murah (under-valued). Ini membuat rupiah menjadi menarik sehingga mendorong aksi beli. 

Sementara dari sisi eksternal, ini yang paling utama, sepertinya risk appetite investor sudah pulih seiring harapan perbaikan hubungan AS-China. Presiden AS Donald Trump memutuskan menunda pemberlakuan bea masuk baru sebesar 10% untuk importasi produk-produk China. 

Bea masuk ini sedianya akan dieksekusi mulai 1 September. Namun Trump menundanya sampai 15 Desember. 

"Kami melakukan ini (menunda pemberlakuan bea masuk) untuk mengantisipasi Hari Natal, berjaga-jaga kalau ada dampak ke konsumen. Jadi kami menundanya sehingga tidak mempengaruhi musim belanja Natal," kata Trump, seperti dikutip Reuters. 


Trump mengambil keputusan ini tidak lama setelah mendapat laporan bahwa Kepala Perwakilan Dagang AS Robert 'Bob' Lighthizer melakukan pembicaraan via telepon dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He, Menteri Perdagangan China Zhong Shan, dan Gubernur PBoC Yi Gang. "Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan melalui telepon dua minggu lagi," sebut pernyataan tertulis kantor Perwakilan Dagang AS. 

Jika AS dan China sepakat untuk saling menelepon lagi, maka dialog dagang di Washington awal bulan depan sangat mungkin terjadi. Apabila dialog itu membuahkan hasil positif, maka bisa jadi rencana pengenaan bea masuk 10% dibatalkan dan AS-China kembali menempuh jalan menuju damai dagang.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular