Jika Rupiah Perkasa Hari Ini, Berterima Kasihlah Kepada Trump

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 August 2019 07:31
Jika Rupiah Perkasa Hari Ini, Berterima Kasihlah Kepada Trump
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda apresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF). 

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF jelang penutupan pasar kemarin dibandingkan hari ini, Rabu (14/8/2019), mengutip data Refinitiv:

PeriodeKurs 13 Agustus (15:55 WIB)Kurs 14 Agustus (07:21 WIB)
1 PekanRp 14.345,5Rp 14.209,3
1 BulanRp 14.426Rp 14.262,3
2 BulanRp 14.502Rp 14.328,3
3 BulanRp 14.598,5Rp 14.407,3
6 BulanRp 14.793,5Rp 14.604,8
9 BulanRp 14.968Rp 14.759,8
1 TahunRp 15.158,5Rp 14.944,8
2 TahunRp 15.854,1Rp 15.823,1
 
Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 13 Agustus pukul 15:54 WIB: 

PeriodeKurs
1 BulanRp 14.362
3 BulanRp 14.450
 
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan pelemahan 0,49%. Mata uang Asia lainnya juga melemah, tetapi rupiah adalah yang paling lemah. 


NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.  

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia. 

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah. 

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Hari ini, sentimen positif bagi rupiah adalah kembalinya asa damai dagang AS-China. Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda pemberlakuan bea masuk baru bagi importasi produk China senilai US$ 300 miliar.  

Bea masuk ini sedianya akan dieksekusi mulai 1 September. Namun Trump menundanya sampai 15 Desember. 


"Kami melakukan ini (menunda pemberlakuan bea masuk) untuk mengantisipasi Hari Natal, berjaga-jaga kalau ada dampak ke konsumen. Jadi kami menundanya sehingga tidak mempengaruhi musim belanja Natal," kata Trump, seperti dikutip Reuters. 

Trump mengambil keputusan ini tidak lama setelah mendapat laporan bahwa Kepala Perwakilan Dagang AS Robert 'Bob' Lighthizer melakukan pembicaraan via telepon dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He, Menteri Perdagangan China Zhong Shan, dan Gubernur PBoC Yi Gang.  

"Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan melalui telepon dua minggu lagi," sebut pernyataan tertulis kantor Perwakilan Dagang AS. 

Jika AS dan China sepakat untuk saling menelepon lagi, maka dialog dagang di Washington awal bulan depan sangat mungkin terjadi. Apabila dialog itu membuahkan hasil positif, maka bisa jadi rencana pengenaan bea masuk 10% dibatalkan dan AS-China kembali menempuh jalan menuju damai dagang. 

Perkembangan ini akan memulihkan risk appetite pasar yang sudah lama hilang. Aset-aset berisiko di negara berkembang akan kembali diminati sehingga diharapkan mendorong rupiah kembali ke zona hijau. 



TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular