Rini Siap Rombak Direksi BUMN, DPR: Kami Akan Monitor Terus!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 August 2019 17:50
Parlemen menyoroti langkah Menteri BUMN Rini Soemarno yang berencana melakukan pergantian pengurus BUMN.
Foto: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno saat hadir di TPS untuk memberikan suara pada pemilu 2019. (CNBC Indonesia/Aya)
Jakarta, CNBC Indonesia - Parlemen menyoroti langkah Menteri BUMN Rini Soemarno yang berencana melakukan pergantian pengurus (direksi dan komisaris) dari lima perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada akhir Agustus ini.

Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno mengatakan parlemen bakal menyoroti kemungkinan munculnya sikap tak profesionalis dalam pergantian direksi di perusahaan BUMN ini.

"Kami akan monitor terus, kalau ada pergantian apakah hanya karena hengki-pengki atau hanya hal-hal yang sifatnya tidak profesional, nanti akan kami soroti dan kami akan memberikan kritik baik sebagai partai politik atau pun dewan," kata Hendrawan di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (13/8/2019).


Politisi PDI-Perjuangan ini menegaskan, DPR menyoroti langkah Kementerian BUMN ini mengingat kementerian ini dinilai paling strategis, BUMN menjadi instrumen negara paling penting.

Apalagi perusahaan-perusahaan BUMN ini menguasai aset dengan nilai mencapai Rp 8.000 triliun.
Pelaksanaan RUPSLB ini berseberangan dengan ultimatum dari Jokowi yang melarang seluruh menteri Kabinet Kerja mengeluarkan kebijakan strategis termasuk merombak jajarannya, termasuk direksi perusahaan pelat merah.

Lima BUMN yang bakal melakukan RUPSLB ini yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk/(BMRI) yang akan menggelar RUPSLB pada 28 Agustus di Menara Mandiri, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk/BBTN pada 28 Agustus di Gedung Menara BTN, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada 30 Agustus di Four Seasons Hotel.

Lainnya yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk/BBNI pada 30 Agustus di Menara BNI dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/BBRI pada 2 September dengan lokasi di kantor pusat BRI.

"Mata acara ini merupakan usulan Menteri BUMN [Rini Soemarno] sebagai pemegang saham, berdasarkan surat nomor S-726/MBU/S/07/2019 tanggal 9 Juli 2019 perihal permintaan penyelenggaraan RUPSLB," tulis pengumuman RUPSLB Bank Mandiri.

Dalam kesempatan itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics atau CORE Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, mengatakan rencana perombakan manajemen lima perusahaan BUMN ini akan membebani menteri BUMN yang akan menjabat selanjutnya.

Hal ini berdampak dengan catatan jika Rini Soemarno digantikan posisinya oleh calon menteri lain di periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Misal di [direksi] BUMN diganti, sedangkan Oktober ada yang baru [menteri BUMN yang baru] kalau Bu Rini tidak melanjutkan. Berarti kalau diganti menteri BUMN nanti akan sulit mengganti sesuai visi misi dia makanya dinilai membebani, makanya kalau transisi tidak boleh ada kebijakan strategis," kata Piter di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Selain itu, tak dilakukannya pergantian manajemen di masa transisi ini dinilai untuk menghindarinya terlalu cepatnya pergantian pengurus BUMN selanjutnya.

"Perlu juga dihindari untuk melakukan penggantian yang terlalu cepat. Pergantian menteri masih akan ada 2 bulan lagi, apa alasan mendesak mengganti direksi BUMN saat ini? Jangan merusak tata kelola yang sudah ada saat ini. Kalau mungkin ya mungkin aja," tegas dia.


Ini kata Moeldoko soal langkah Rini 'langgar' perintah Jokowi.


(tas) Next Article Rini Mau Rombak Direksi, Bank BUMN Tetep Untung kok!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular