Sebulan Asing Bawa Kabur Rp 8,43 T dari Pasar Saham RI

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
13 August 2019 12:32
Total nilai jual bersih (net sell) investor asing di pasar saham domestik dalam sebulan terakhir terhitung mencapai Rp 8,43 triliun.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dana asing terus keluar dari pasar saham domestik dalam sebulan terakhir. Total nilai jual bersih (net sell) investor asing di pasar saham domestik dalam sebulan terakhir terhitung mencapai Rp 8,43 triliun.

Perlambatan ekonomi dunia dan ancaman resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) kembali mencuat. Situasi tersebut membuat investor meninggalkan aset investasi yang berisiko seperti pasar saham di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Goldman Sach akhir pekan lalu memperkirakan ekonomi AS bisa mengarah ke resesi karena tidak ada harapan lagi terjadi kesepakatan perdagangan dengan China.

Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing dalam sebulan terakhir antara lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 1,27 triliun.

Lalu saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dengan net sell Rp 1,13 triliun. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), senilai Rp 1,09 triliun dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 926,27 miliar dan PT Semen Indonesia Tbk senilai Rp 722,79 miliar.

Dalam sebulan terakhir, IHSG terkoreksi sebanyak 2,82%. Sementara itu, secara year to date masih naik 0,43%.

Pasar keuangan dunia hari ini makin terpuruk dengan situasi Hong Kong yang menghadapi pembangkangan sipil sehingga bandaranya tertutup (dihentikan). Hong Kong merupakan salah satu pusat keuangan utama dunia, sehingga dampaknya besar.

Di sisi lain, mata uang Argentina melemah 15% (dalam satu hari) karena akan adanya Pemilu untuk menggantikan Presiden. Hal ini membawa ketidakpastian politik.

Di tengah kekalahan pemilihan Presiden petahana Mauricio Macri membuat para pelaku pasar dan investor melepas saham, obligasi, dan mata uang secara massal dalam jumlah besar yang membuat para pelaku pasar dan investor global bertanya-tanya apakah Argentina sedang menuju potensi krisis.

Lebih lanjut, kecemasan terkait perang dagang AS-China ikut menjadi faktor yang melandasi aksi jual di bursa saham Asia. Belum lama ini, Presiden AS Donald Trump membuka kemungkinan bahwa dialog dagang AS-China yang dijadwalkan pada awal bulan depan bisa dibatalkan.

Dalam risetnya, Goldman Sachs menyebut bahwa AS-China sepertinya akan sulit mencapai kesepakatan dagang sebelum Pemilu di AS tahun depan. Perang dagang kemungkinan masih akan berkecamuk sampai tahun depan dan bisa berujung kepada resesi.
(hps/hoi) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular