Peso Argentina Anjlok, Sri Mulyani Was-Was!

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
13 August 2019 10:42
Sri Mulyani Indrawati berharap depresiasi yang terjadi terhadap mata uang peso Argentina tidak akan berpengaruh signifikan kepada Indonesia.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap depresiasi yang terjadi terhadap mata uang peso Argentina tidak akan berpengaruh signifikan kepada Indonesia. Pasalnya, ia menilai depresiasi terdalam peso Argentina sepanjang sejarah tersebut terjadi karena masalah internal.

"Kalau itu kan persoalan masing-masing negara spesifik dan kalau di Argentina kan berhubungan dengan pemilu. Itu kan berhubungan dengan ekspektasi dari market mengenai arah policy ke depan. Sehingga peso mengalami koreksi yang sangat dalam," ujar Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Menurutnya, pelemahan ini sama seperti yang terjadi di Turki dan China. Memang akan berdampak kepada negara emerging market tapi diharapkan tidak terlalu signifikan.

"Di Hong Kong juga masalah politik setempat. Jadi kita berharap kalau ini masalahnya masalah politik setempat yang kemudian memunculkan dinamika market, ya itu akan terdampak atau terbatas hanya ke pada negara tersebut," jelasnya.



Peso Argentina Anjlok, Sri Mulyani Was-WasFoto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)


Konflik internal dari negara tersebut diharapkan tidak akan mempengaruhi negara emerging market termasuk Indonesia secara signifikan.

"Jadi kita berharap itu tidak terjadi karena semenjak krisis 2008 kan banyak sekali tahap-tahap yang dilakukan oleh regulator dari sisi sektor keuangan itu yang mencoba untuk meng-address sisi kerawanan," kata dia.

Namun dia menekankan, bahwa kondisi depresiasi mata uang Peso tersebut memang akan memberikan sentimen negatif kelasa nilai tukar rupiah. Itu adalah sentimen psikologis antar negara yang tidak bisa dicegah.

"Jadi kalau sekarang terjadi di Argentina, nanti terjadi di Hong Kong atau waktu itu seperti terjadi di Turki, memang kemudian negara-negara emerging akan mendapatkan sentimennya. Tapi kita harap tidak menimbulkan satu gejolak," tegasnya.



(dru) Next Article Virus Corona Bikin Ekonomi Suram? Ini Proyeksi Menkeu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular