Terseret Bara Gejolak Hong Kong, IHSG Kembali Terpuruk

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 August 2019 09:54
Rupiah Siap Melemah Dua Hari Beruntun?
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Dari dalam negeri, tekanan bagi IHSG datang dari pergerakan rupiah yang tak menggembirakan. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,21% di pasar spot ke level Rp 14.275/dolar AS. Jika depresiasinya bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menandai pelemahan rupiah selama dua hari beruntun.

Tekanan bagi rupiah masih datang dari rilis angka Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal II-2019 oleh Bank Indonesia (BI). Kalau pada kuartal I-2019 NPI membukukan surplus senilai US$ 2,42 miliar, pada kuartal II-2019 situasinya berbalik 180 derajat. NPI membukukan defisit US$ 1,98 miliar.

NPI merupakan indikator yang mengukur arus devisa (mata uang asing) yang masuk dan keluar dari Tanah Air. Jika nilainya positif, maka ada lebih banyak devisa yang mengalir ke tanah air. Sementara jika nilainya negatif, maka ada lebih banyak devisa yang mengalir ke luar Indonesia.

Yang lebih membuat geleng-geleng kepala ada pos transaksi berjalan yang merupakan komponen dari NPI itu sendiri. Untuk diketahui, posisi transaksi berjalan menjadi faktor yang sangat penting dalam mendikte pergerakan rupiah.

Pasalnya, arus devisa yang mengalir dari pos transaksi berjalan cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Pada kuartal II-2019, BI mencatat bahwa defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) menembus level 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), tepatnya 3,04%. Padahal pada kuartal I-2019, CAD hanya berada di level 2,6%. Secara nominal, CAD pada kuartal II-2019 adalah senilai US$ 8,44 miliar.

CAD pada kuartal II-2019 juga lebih dalam ketimbang CAD pada periode yang sama tahun lalu (kuartal-II 2018) yang sebesar 3,01% dari PDB. Bahkan jika dirunut ke belakang, CAD pada kuartal II-2019 merupakan CAD kuartal II terburuk dalam lima tahun atau sejak 2014.


TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular