
Cetak Rekor Terus, Bagaimana Emas Pekan Ini?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 August 2019 10:48

Atribut kedua dari emas adalah aset lindung nilai terhadap inflasi, ketika inflasi mengalami kenaikan tinggi maka daya tarik emas akan meningkat.
Negara-negara maju saat ini sedang mengalami masalah rendahnya inflasi, dan untuk mendorong kenaikan inflasi tersebut bank sentral masing-masing negara melonggarkan kebijakan moneter guna menambah likuiditas di pasar. Harapannya saat likuiditas bertambah, roda perekonomian bergerak lebih kencang, rata-rata upah meningkat, belanja konsumen naik, dan pada akhirnya inflasi terkerek naik.
Pergerakan pasar seperti biasa, merespon sebelum hal itu terjadi, sehingga para investor mengalihkan sebagian asetnya ke logam mulia.
Sepanjang pekan lalu, ada empat bank sentral yang memangkas suku bunga, dan hampir semuanya memberikan kejutan di pasar.
Bank Sentral Selandia Baru, India dan Thailand pada hari Rabu (7/8/19) memangkas suku bunga lebih besar dari prediksi, Bank Sentral Selandia Baru memangkas 50 basis poin (bps), India 35 bps, dan Thailand 25 bps. Sementara Bank Sentral Filipina memangkas suku bunga 25 bps sehari berselang, kali ini sesuai dengan prediksi pasar.
Suku bunga Bank Sentral Selandia Baru kini berada di rekor terendah 1%, membuka peluang pemangkasan kembali, bahkan akan mengambil kebijakan moneter yang tidak biasa (unconventional). Sebelumnya negara tetangganya Australia sudah memangkas suku bunga dua bulan beruntun juga ke rekor terendah 1%.
Kebijakan bank sentral itu menunjukkan jika ekonomi global sedang mengalami pelambatan yang serius. Akibatnya Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali diprediksi akan agresif memangkas suku bunga di tahun ini.
Berdasarkan piranti FedWacth milik CME Group, terdapat probabilitas sebesar 47,2% suku bunga The Fed berada kisaran 1,5%-1,75%, dan probabilitas sebesar 33,8% suku bunga berada sebesar 1,25%-1,5%. Ini berarti pelaku pasar melihat The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya dua kali lagi di tahun ini, bahkan mungkin tiga kali.
Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi emas, selain itu penurunan suku bunga yang agresif oleh The Fed tentunya membuat dolar AS melemah. Kala mata uang Paman Sam Loyo, permintaan emas tentunya bisa meningkat. Emas yang dibanderol dengan dolar AS, jika mata uang ini melemah maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Selain itu masih ada European Central Bank (ECB) yang diprediksi akan memangkas suku bunga di bulan September, kemudian disusul Bank of Japan (BOJ), Reserve Bank of Australia (RBA), dan Bank of England (BOE).
Status emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi memberikan peluang kenaikan emas dalam jangka panjang. Sementara di pekan ini ruang penguatan emas datang dari potensi eskalasi perang dagang serta potensi currency war seandainya PBoC kembali mendepresiasi kurs yuan.
Bagaimana dengan emas Antam?
Salah satu acuan harga emas Antam adalah harga emas dunia, sehingga pergerakan emas Antam cenderung mengikuti pergerakan emas dunia. Jika emas dunia kembali melesat naik, maka bersiap harga emas Antam akan kembali memecahkan rekor.
Negara-negara maju saat ini sedang mengalami masalah rendahnya inflasi, dan untuk mendorong kenaikan inflasi tersebut bank sentral masing-masing negara melonggarkan kebijakan moneter guna menambah likuiditas di pasar. Harapannya saat likuiditas bertambah, roda perekonomian bergerak lebih kencang, rata-rata upah meningkat, belanja konsumen naik, dan pada akhirnya inflasi terkerek naik.
Pergerakan pasar seperti biasa, merespon sebelum hal itu terjadi, sehingga para investor mengalihkan sebagian asetnya ke logam mulia.
Sepanjang pekan lalu, ada empat bank sentral yang memangkas suku bunga, dan hampir semuanya memberikan kejutan di pasar.
Bank Sentral Selandia Baru, India dan Thailand pada hari Rabu (7/8/19) memangkas suku bunga lebih besar dari prediksi, Bank Sentral Selandia Baru memangkas 50 basis poin (bps), India 35 bps, dan Thailand 25 bps. Sementara Bank Sentral Filipina memangkas suku bunga 25 bps sehari berselang, kali ini sesuai dengan prediksi pasar.
Suku bunga Bank Sentral Selandia Baru kini berada di rekor terendah 1%, membuka peluang pemangkasan kembali, bahkan akan mengambil kebijakan moneter yang tidak biasa (unconventional). Sebelumnya negara tetangganya Australia sudah memangkas suku bunga dua bulan beruntun juga ke rekor terendah 1%.
![]() Sumber: CME Group |
Kebijakan bank sentral itu menunjukkan jika ekonomi global sedang mengalami pelambatan yang serius. Akibatnya Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali diprediksi akan agresif memangkas suku bunga di tahun ini.
Berdasarkan piranti FedWacth milik CME Group, terdapat probabilitas sebesar 47,2% suku bunga The Fed berada kisaran 1,5%-1,75%, dan probabilitas sebesar 33,8% suku bunga berada sebesar 1,25%-1,5%. Ini berarti pelaku pasar melihat The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya dua kali lagi di tahun ini, bahkan mungkin tiga kali.
Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi emas, selain itu penurunan suku bunga yang agresif oleh The Fed tentunya membuat dolar AS melemah. Kala mata uang Paman Sam Loyo, permintaan emas tentunya bisa meningkat. Emas yang dibanderol dengan dolar AS, jika mata uang ini melemah maka harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Selain itu masih ada European Central Bank (ECB) yang diprediksi akan memangkas suku bunga di bulan September, kemudian disusul Bank of Japan (BOJ), Reserve Bank of Australia (RBA), dan Bank of England (BOE).
Status emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi memberikan peluang kenaikan emas dalam jangka panjang. Sementara di pekan ini ruang penguatan emas datang dari potensi eskalasi perang dagang serta potensi currency war seandainya PBoC kembali mendepresiasi kurs yuan.
Bagaimana dengan emas Antam?
Salah satu acuan harga emas Antam adalah harga emas dunia, sehingga pergerakan emas Antam cenderung mengikuti pergerakan emas dunia. Jika emas dunia kembali melesat naik, maka bersiap harga emas Antam akan kembali memecahkan rekor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular