
Sentimen Positif Global Lebih Berpengaruh, Pasar SUN Terbang
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
09 August 2019 12:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat signifikan hingga siang hari ini setelah data ekonomi China dan AS yang baru dirilis berhasil meredakan kontraksi pasar keuangan global pagi ini.
Penguatan tersebut langsung membuat tingkat imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) seri acuan 20 tahun ke bawah level psikologis 8%. Naiknya harga SUN itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, vice versa.
Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang harganya paling menguat adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 19,4 basis poin (bps) menjadi 7,85%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Hingga siang ini, sentimen global yang positif masih lebih berpengaruh ke pasar SUN meskipun ada sentimen negatif cukup besar dari dalam negeri. Data defisit neraca berjalan (CAD) tadi pagi dan data penjualan ritel yang melemah kemarin belum direspon di pasar obligasi hingga siang ini.
Yield Obligasi Negara Acuan 9 Aug'19
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.010 triliun SBN, atau 38,98% dari total beredar Rp 2.591 triliun berdasarkan data per 7 Agustus.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 117,17 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Keperkasaan Rupiah Dukung Pasar SUN, Asing Makin Deras Masuk
Penguatan tersebut langsung membuat tingkat imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) seri acuan 20 tahun ke bawah level psikologis 8%. Naiknya harga SUN itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang harganya paling menguat adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 19,4 basis poin (bps) menjadi 7,85%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Hingga siang ini, sentimen global yang positif masih lebih berpengaruh ke pasar SUN meskipun ada sentimen negatif cukup besar dari dalam negeri. Data defisit neraca berjalan (CAD) tadi pagi dan data penjualan ritel yang melemah kemarin belum direspon di pasar obligasi hingga siang ini.
Yield Obligasi Negara Acuan 9 Aug'19
Seri | Jatuh tempo | Yield 8 Aug'19 (%) | Yield 9 Aug'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 8 Aug'19 (%) |
FR0077 | 5 tahun | 6.914 | 6.813 | -10.10 | 6.7587 |
FR0078 | 10 tahun | 7.409 | 7.327 | -8.20 | 7.2733 |
FR0068 | 15 tahun | 7.881 | 7.762 | -11.90 | 7.6608 |
FR0079 | 20 tahun | 8.047 | 7.853 | -19.40 | 7.8769 |
Avg movement | -12.40 |
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.010 triliun SBN, atau 38,98% dari total beredar Rp 2.591 triliun berdasarkan data per 7 Agustus.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 117,17 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 8 Aug'19 (%) | Yield 9 Aug'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 7.165 | 7.145 | -2.00 |
China | 3.051 | 3.035 | -1.60 |
Jerman | -0.558 | -0.565 | -0.70 |
Perancis | -0.279 | -0.268 | 1.10 |
Inggris | 0.52 | 0.533 | 1.30 |
India | 6.401 | 6.402 | 0.10 |
Jepang | -0.191 | -0.211 | -2.00 |
Malaysia | 3.477 | 3.474 | -0.30 |
Filipina | 4.453 | 4.465 | 1.20 |
Rusia | 7.31 | 7.29 | -2.00 |
Singapura | 1.764 | 1.734 | -3.00 |
Thailand | 1.49 | 1.51 | 2.00 |
Amerika Serikat | 1.715 | 1.7 | -1.50 |
Afrika Selatan | 8.375 | 8.395 | 2.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Keperkasaan Rupiah Dukung Pasar SUN, Asing Makin Deras Masuk
Most Popular