Mau Cuan Besar: Pilih Emas atau Saham?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
07 August 2019 15:56
Pada saat yang sama pasar saham sedang mengalami tekanan, yang membuat investor banyak yang menderita kerugian.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Reli harga emas global dan juga emas batangan Antam yang terjadi dalam 5 hari perdagangan terakhir menarik minat banyak pemilik uang atau investor untuk ikut membeli atau setidaknya cuan di investasi emas ini.

Pada saat yang sama, pasar saham sedang mengalami tekanan berat dalam 4 hari perdagangan terakhir, yang membuat investor banyak yang menderita kerugian. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan di pasar saham bahkan sempat anjlok terendah 2,5% dalam sehari pada Senin pekan ini (5/8/2019).

Antara emas dan saham, memang memiliki tipikal investor berbeda tapi biasanya sama-sama jangka panjang. Dua instrumen investasi ini pun seringkali dibanding-bandingkan sebagai tempat mengembangbiakkan uang.


Dalam laman Facebook, Direktur Strategi dan Kepala Makro Ekonomi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, mengunggah satu tulisan menarik soal ini, investasi emas atau saham.

Mau Cuan Besar: Pilih Emas atau Saham?Foto: Bahana TCW/foto:Monica Wareza


Begini isi unggahan Budi tersebut:

Saya kerap ditanya investor pertanyaan seperti ini. Apakah sebaiknya investasi di dalam emas, saham, property, atau valas?
Memang sepanjang tahun berjalan, seperti terlihat pada peraga pertama, kinerja emas relatif moncer sekitar tumbuh 11,2%.

Angka ini lebih tinggi ketimbang saham IHSG (JCI, Jakarta Composite Index) yang terlihat buncit 2,6% dibanding aset saham regional.
Namun dalam periode yang lebih panjang, seperti 3 dan 5 tahun, seperti terlihat pada peraga kedua, kinerja JCI mengungguli emas.

Pilih Emas atau Saham, Foto: Budi Hikmat


So what?

Dalam pandangan saya, investasi bukan persoalan "atau" melainkan "dan". Perlu dilakukan diversifikasi. Sebab kinerja asset class cenderung berbeda tergantung siklus ekonomi.

Yang terpenting adalah komposisi alias distribusi bobot atau prosentase asset tertentu di dalam portofolio.

Keputusan ini lebih relevan bila dikaitkan dengan upaya memiliki kecukupan asset untuk pensiun. Sesuai dengan strategi investasi yang terinspirasi saran Nabi Yusuf (12:47-48) ada fase growth, protection and distribution.

Untuk investor muda, disarankan memiliki alokasi aset bertumbuh yang lebih besar. Ini sesuai dengan rumusan (100 - umur). Semakin mendekati pensiun yang butuh distribusi, profile portfolio diatur agar lebih banyak menghasilkan likuiditas atawa cash flow secara teratur.

Nah, terkait dengan siklus ekonomi, silakan cermati peraga terakhir yang mengkaitkan harga emas, indeks dollar dan saham Antam selama 10 tahun terakhir.

Foto: Budi Hikmat


Secara umum, cuan emas tergantung kepercayaan investor terhadap dolar. Terlihat kedua aset ini berkorelasi negatif. Emas moncer sewaktu dolar loyo, dan sebaliknya.

Emas juga merupakan proteksi terhadap lonjakan inflasi. Untuk soal inflasi ini, saya tidak terlalu percaya akan menjadi ancaman, sebab perekonomian dunia menuju perlambatan alias resesi.

Perlambatan global ini akan membatasi pertumbuhan ekonomi China, India dan Timur Tengah yang secara tradisional menyukai emas sebagai wahana investasi.

Terlihat harga saham Antam cenderung bergerak mengikuti emas. Ini melandasi pilihan apakah untuk berinvestasi baik langsung dalam emas atau saham Antam.

Dari dulu istri saya Adelina Syarif sering menanyakan mengapa tidak menambah investasi dalam emas. Saya selalu bilang, kan sudah punya eMAS BUDI.

It's up to you...
Semoga bermanfaat. Silakan share

Salam



Untuk selanjutnya, keputusan investasi tetap di tangan Anda. Harus diingat kembali semua keputusan investasi punya risiko.



(hps/tas) Next Article Harga Emas Makin Silau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular