Satu Lagi, Emiten Perhotelan Didepak dari Papan Bursa

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 August 2019 13:26
Pengumuman ini disampaikan otoritas bursa di laman keterbukaan informasi, Rabu (7/8/2019).
Foto: Gedung Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menghapus pencatatan saham emiten perhotelan PT Grahamas Citrawisata Tbk (GMCW) yang mulai berlaku efektif pada 13 Agustus 2019 mendatang. Pengumuman ini disampaikan otoritas bursa di laman keterbukaan informasi, Rabu (7/8/2019).

BEI menjelaskan, penghapusan pencatatan saham (delisting) ini dilakukan karena adanya peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat baik secara finansial maupun hukum sebagaimana tertuang dalam butir III.3.1.1 aturan bursa mengenai penghapusan pencatatan dan pencatatan kembali di bursa.


Selain itu, perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.

"Bursa memutuskan penghapusan pencatatan saham efekĀ PT Grahamas Citrawisata Tbk (GMCW) dari Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 13 Agustus 2019," tulis BEI, dalam pengumumannya, Rabu (7/8/2019).

Dengan dihapuskannya pencatatan saham GMCW, maka perdagangan di pasar negosiasi akan dilaksanakan selama lima hari mulai 6-12 Agustus 2019.

Selain itu, ke depan Grahamas Citrawisata tidak memiliki kewajiban lagi sebagai perusahaan tercatat seperti melaporkan kinerja keuangan maupun menyampaikan keterbukaan informasi.


Grahamas Citrawisata adalah perusahaan yang bergerak di bisnis perhotelan dengan fokus pada Meeting, Incentive, Convention and Exibition (MICE).

Perusahahaan mencatatkan saham perdana di bursa pada 14 Februari 1995 dengan harga IPO Rp 1.000 per saham. Komposisi kepemilikan saham GMCW terdiri dari Tophams Finance Ltd yang menggenggam 36,60%, Mc Cloud Investment Ltd 29,94%, PT Meta Archipelago Hotels 18,17% dan saham publik sebesar 15,29%.

Menilik kinerja keuangan perseroan, pada paruh pertama 2019, mencatatkan penurunan pendapatan 10,13% sebesar Rp 13,34 miliar dari Rp 14,85 miliar pada periode sama tahun lalu.

Beban usaha tercatat meningkat 4,19% jadi Rp 7,15 miliar dari sebelumnya Rp 6,85 miliar.

Sementara itu, rugi bersih meningkat signfikan jadi Rp 342,43 miliar dari tahun lalu hanya Rp 51,28 miliar.
(hps/hps) Next Article Bye! Pengelola SCBD Hapus Pencatatan Saham di BEI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular