
Keyakinan Konsumen Turun Lagi, Saham Konsumer Kok Melesat?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 August 2019 11:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca sudah jatuh selama empat hari beruntun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit pada hari ini. Hingga berita ini duturunkan, indeks saham acuan di Indonesia tersebut melejit 1,53% ke level 6.212,85.
Sektor barang konsumsi atau konsumer menjadi salah satu motor penguatan IHSG. Hingga berita ini diturunkan, indeks sektor barang konsumsi mencetak penguatan sebesar 1,35%, menjadikannya sektor dengan kontribusi positif terbesar ketiga bagi IHSG.
Saham-saham konsumer yang banyak diburu pelaku pasar pada hari ini di antaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+2,47%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (+1,77%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+1,62%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,02%), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+0,7%).
Aksi beli atas saham-saham konsumer terjadi kala keyakinan masyarakat Indonesia semakin melemah. Kemarin (6/8/2019), Bank Indonesia (BI) merilis publikasi survei konsumen untuk periode Juli 2019.
Hasilnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat turun selama dua bulan beruntun. Pada Juli 2019, IKK berada di level 124,8, turun dari capaian pada bulan Juni yang sebesar 126,4.
Untuk diketahui, angka di atas 100 menunjukkan optimisme, sementara angka di bawah 100 menunjukkan pesimisme. Walaupun masyarakat masih optimistis terhadap perekonomian Indonesia, namun optimismenya melemah jika dibandingkan dengan bulan Juni. Hal ini seharusnya bisa menjadi sentimen negatif bagi saham-saham konsumer.
Namun jika ditelisik lebih jauh, ternyata survei konsumen yang dipublikasikan oleh BI memang mendukung untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan beli atas saham-saham konsumer.
Sebaga informasi, IKK dibentuk oleh dua komponen yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK). Pada Juli 2019, IKE tercatat senilai 111,2, turun dibandingkan capaian bulan Juni yang sebesar 114,7. Sementara itu, IEK tercatat naik menjadi 138,4 pada bulan Juli, dari yang sebelumnya 138,1 pada bulan Juni.
Ini artinya, turunnya IKK pada bulan Juli disebabkan oleh melempemnya optimisme atas kondisi perekonomian saat ini, sementara untuk kondisi perekonomian di masa mendatang, masyarakat Indonesia memiliki optimisme yang semakin kuat.
Membuncahnya optimisme terhadap prospek penghasilan (gaji/upah) di bulan-bulan mendatang menjadi faktor di balik naiknya IEK. Pada bulan lalu, Indeks Ekspektasi Penghasilan tercatat naik sebesar 4 poin menjadi 150,2, dari yang sebelumnya 146,2 pada bulan Juni.
Kenaikan IEK (yang didorong oleh membuncahnya optimisme terhadap prospek penghasilan di bulan-bulan mendatang) mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia akan meningkatkan konsumsinya. Hal ini tentu membuat emiten-emiten konsumer berpotensi untuk membukukan penjualan yang lebih tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article IKK Januari Turun, Analis:Corona Turunkan Ekspektasi Konsumen
Sektor barang konsumsi atau konsumer menjadi salah satu motor penguatan IHSG. Hingga berita ini diturunkan, indeks sektor barang konsumsi mencetak penguatan sebesar 1,35%, menjadikannya sektor dengan kontribusi positif terbesar ketiga bagi IHSG.
Saham-saham konsumer yang banyak diburu pelaku pasar pada hari ini di antaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+2,47%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (+1,77%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+1,62%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,02%), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+0,7%).
Aksi beli atas saham-saham konsumer terjadi kala keyakinan masyarakat Indonesia semakin melemah. Kemarin (6/8/2019), Bank Indonesia (BI) merilis publikasi survei konsumen untuk periode Juli 2019.
Hasilnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat turun selama dua bulan beruntun. Pada Juli 2019, IKK berada di level 124,8, turun dari capaian pada bulan Juni yang sebesar 126,4.
Untuk diketahui, angka di atas 100 menunjukkan optimisme, sementara angka di bawah 100 menunjukkan pesimisme. Walaupun masyarakat masih optimistis terhadap perekonomian Indonesia, namun optimismenya melemah jika dibandingkan dengan bulan Juni. Hal ini seharusnya bisa menjadi sentimen negatif bagi saham-saham konsumer.
Namun jika ditelisik lebih jauh, ternyata survei konsumen yang dipublikasikan oleh BI memang mendukung untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan beli atas saham-saham konsumer.
Sebaga informasi, IKK dibentuk oleh dua komponen yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK). Pada Juli 2019, IKE tercatat senilai 111,2, turun dibandingkan capaian bulan Juni yang sebesar 114,7. Sementara itu, IEK tercatat naik menjadi 138,4 pada bulan Juli, dari yang sebelumnya 138,1 pada bulan Juni.
Ini artinya, turunnya IKK pada bulan Juli disebabkan oleh melempemnya optimisme atas kondisi perekonomian saat ini, sementara untuk kondisi perekonomian di masa mendatang, masyarakat Indonesia memiliki optimisme yang semakin kuat.
Membuncahnya optimisme terhadap prospek penghasilan (gaji/upah) di bulan-bulan mendatang menjadi faktor di balik naiknya IEK. Pada bulan lalu, Indeks Ekspektasi Penghasilan tercatat naik sebesar 4 poin menjadi 150,2, dari yang sebelumnya 146,2 pada bulan Juni.
Kenaikan IEK (yang didorong oleh membuncahnya optimisme terhadap prospek penghasilan di bulan-bulan mendatang) mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia akan meningkatkan konsumsinya. Hal ini tentu membuat emiten-emiten konsumer berpotensi untuk membukukan penjualan yang lebih tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article IKK Januari Turun, Analis:Corona Turunkan Ekspektasi Konsumen
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular