CPO Sedang Jatuh, AALI Siapkan Standby Loan Rp 1,4 T
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 August 2019 11:32
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sudah mengantongi pinjaman siaga (standby loan) dari dua bank asing senilai 100 juta US$ atau senilai Rp 1,43 triliun (asumsi kurs Rp 14.300) dari dua bank asing. Pinjaman siaga ini disiapkan untuk mengantisipasi jika kinerja perseroan memburuk karena harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terus turun.
Presiden Direktur Astra Agro Lestari, Santosa menyebut, proses pendanaan tersebut sudah hampir rampung, sifatnya adalah pinjaman bilateral biasa dengan bank multinasional.
"Hampir closing, nilainya US$ 100 juta," kata Santosa kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/9/2019) saat wawancara khusus di kantor Astra Agro Lestari, Pulogadung, Jakarta.
Dia menyebut, pinjaman tersebut nantinya akan bertenor selama lima tahun, dari yang ditawarkan sebelumnya tiga tahun. "Ini sebagai stand by loan saja untuk bisnis jangka panjang," katanya menambahkan.
Mengacu laporan keuangan perseroan yang berakhir hingga 30 Juni 2019, tercatat liabilitas jangka pendek sebesar Rp 3,93 triliun, sedangkan, liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp 4,26 triliun. Dengan demikian, total liabilitas hingga semester pertama Rp 8,20 triliun.
Ekuitas hingga 30 Juni masih lebih besar, yaitu Rp 18,96 triliun, terdepresiasi dari periode 31 Desember 2018 sebesar Rp 19,47 triliun. Adapun, total aset tercatat Rp 27,16 triliun.
Sepanjang tahun 2019, perseroan bakal mengalokasikan belanja modal sama dengan tahun lalu, yaitu Rp 1,5 triliun. Belanja modal ini akan dipakai untuk pemeliharaan tanaman, perawatan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan peralatan operasional. Belanja modal ini akan bersumber dari kas internal.
(hps/hps) Next Article Astra Agro Terancam Kehilangan 37.726 Ha Lahan Sawit, Kenapa?
Presiden Direktur Astra Agro Lestari, Santosa menyebut, proses pendanaan tersebut sudah hampir rampung, sifatnya adalah pinjaman bilateral biasa dengan bank multinasional.
"Hampir closing, nilainya US$ 100 juta," kata Santosa kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/9/2019) saat wawancara khusus di kantor Astra Agro Lestari, Pulogadung, Jakarta.
Dia menyebut, pinjaman tersebut nantinya akan bertenor selama lima tahun, dari yang ditawarkan sebelumnya tiga tahun. "Ini sebagai stand by loan saja untuk bisnis jangka panjang," katanya menambahkan.
Ekuitas hingga 30 Juni masih lebih besar, yaitu Rp 18,96 triliun, terdepresiasi dari periode 31 Desember 2018 sebesar Rp 19,47 triliun. Adapun, total aset tercatat Rp 27,16 triliun.
Sepanjang tahun 2019, perseroan bakal mengalokasikan belanja modal sama dengan tahun lalu, yaitu Rp 1,5 triliun. Belanja modal ini akan dipakai untuk pemeliharaan tanaman, perawatan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan peralatan operasional. Belanja modal ini akan bersumber dari kas internal.
(hps/hps) Next Article Astra Agro Terancam Kehilangan 37.726 Ha Lahan Sawit, Kenapa?
Most Popular