
Goldman: Trade War Panas, Bunga Acuan AS Turun 2 Kali Lagi
Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
06 August 2019 15:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China diprediksi tidak akan selesai sampai pemilu presiden di AS berlangsung pada November 2020. Pemimpin dari kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut tidak mau mengalah.
Lembaga keuangan AS, Goldman Sachs, mengeluarkan komentar di atas setelah Presiden AS Donald Trump, mengancam akan mengenakan bea impor sebesar 10% atas produk China senilai US$ 300 miliar per 1 September 2019. Sebelumnya produk-produk tersebut belum dikenakan bea impor alias bukan merupakan objek perang dagang.
"Ini memperlihatkan kedua pihak sama-sama keras dalam konflik perdagangan ini, sehingga diperkirakan tidak akan ada resolusi dalam waktu dekat," kata Kepala Ekonom Goldman Sachs, Jan Hatzius, dilansir dari Reuters, Selasa (6/8/2019).
Rencana Trump ini direspons oleh China dengan melakukan gerakan dramatis melemahkan nilai tukar yuan.
Karena situasi ini, Hatzius memprediksi, Federal Reserve (The Fed), akan menurunkan kembali suku bunga acuannya dua kali lagi, yaitu pada September (probabilitas 75%) dan Oktober (probabilitas 50%).
"The Fed cukup responsif tahun ini dalam menghadapi ancaman perang dagang, ekspektasi pelaku pasar obligasi, dan juga kekhawatiran penurunan pertumbuhan ekonomi global," ujar Hatzius.
Simak video 'Perang Dagang bikin Rupiah Terjungkal' di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/dru) Next Article Waspada! The Fed Beri Sinyal 'Menakutkan' di Semester II
Lembaga keuangan AS, Goldman Sachs, mengeluarkan komentar di atas setelah Presiden AS Donald Trump, mengancam akan mengenakan bea impor sebesar 10% atas produk China senilai US$ 300 miliar per 1 September 2019. Sebelumnya produk-produk tersebut belum dikenakan bea impor alias bukan merupakan objek perang dagang.
"Ini memperlihatkan kedua pihak sama-sama keras dalam konflik perdagangan ini, sehingga diperkirakan tidak akan ada resolusi dalam waktu dekat," kata Kepala Ekonom Goldman Sachs, Jan Hatzius, dilansir dari Reuters, Selasa (6/8/2019).
Rencana Trump ini direspons oleh China dengan melakukan gerakan dramatis melemahkan nilai tukar yuan.
Karena situasi ini, Hatzius memprediksi, Federal Reserve (The Fed), akan menurunkan kembali suku bunga acuannya dua kali lagi, yaitu pada September (probabilitas 75%) dan Oktober (probabilitas 50%).
"The Fed cukup responsif tahun ini dalam menghadapi ancaman perang dagang, ekspektasi pelaku pasar obligasi, dan juga kekhawatiran penurunan pertumbuhan ekonomi global," ujar Hatzius.
Simak video 'Perang Dagang bikin Rupiah Terjungkal' di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/dru) Next Article Waspada! The Fed Beri Sinyal 'Menakutkan' di Semester II
Most Popular