Syukuri Apa yang Ada, Rupiah Tak Lagi Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 August 2019 16:12
Syukuri Apa yang Ada, Rupiah Tak Lagi Terlemah di Asia
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Akan tetapi dolar AS berhasil dilengserkan ke bawah Rp 14.200. 

Pada Jumat (2/8/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.175 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,46% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah sudah melemah 0,35%. Selepas itu, rupiah terus melemah dan dolar AS menembus level Rp 14.200. 


Namun jelang penutupan pasar, rupiah mampu menipiskan depresiasi. Dolar AS berhasil didorong ke bawah Rp 14.200.

Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: 




Tidak cuma rupiah, hampir seluruh mata uang Asia pun tidak berdaya di hadapan dolar AS. Hanya dolar Hong Kong, yen Jepang, dan baht Thailand yang masih bisa menguat. 

Namun ada sedikit kabar pelipur lara. Selain dolar AS sudah di bawah Rp 14.200, kini rupiah bukan lagi mata uang terlemah di Asia. 'Gelar' itu menjadi milik rupee India. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 16:08 WIB: 

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Apa boleh buat, memang sulit buat rupiah untuk tidak melemah. Pasalnya berbagai sentimen negatif menyemuti pasar keuangan Asia. 

Pertama dan yang paling utama adalah risiko kembali berkobarnya api perang dagang AS-China. Selepas dialog dagang di Shanghai, yang disebut cukup konstruktif, Presiden AS Donald Trump malah membuat ulah. 

"Perwakilan kami baru saja tiba dari China, di mana mereka mengadakan perundingan yang konstruktif menuju kesepakatan dagang. Kami merasa mampu mencapai kesepakatan dengan China tiga bulan lalu, tetapi sayang China memutuskan untuk negosiasi ulang. 

"Baru-baru ini, China sepakat untuk membeli produk pertanian AS dalam jumlah besar, tetapi tidak dilakukan. Ditambah lagi, kawan saya Presiden Xi (Jinping) mengatakan akan menghentikan penjualan Fentanyl ke AS - ini tidak akan terjadi - dan banyak orang AS kesusahan! 

"Perundingan dagang terus berlanjut, dan selagi berunding AS akan menerapkan tambahan kecil 10% bea masuk untuk impor produk China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September. Ini tidak termasuk importasi senilai US$ 250 miliar yang sudah dikenakan bea masuk 25%," papar Trump dalam sebuah utas (thread) di Twitter. 


China pun bereaksi. Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing bakal menerapkan serangan balasan jika AS jadi mengenakan bea masuk baru. 

"Kalau AS melakukan itu, maka kami akan melakukan balasan. Kami tidak mau ada perang dagang, tetapi tidak takut untuk menghadapinya.  

"Kami harap AS berhenti melakukan ilusi dan bertanggung jawab dengan kembali mencari solusi masalah-masalah perdagangan. Bea masuk tidak akan menguntungkan AS, China, dan seluruh dunia. 

"Sikap China dalam perundingan dagang tetap konsisten. China tidak akan tunduk terhadap ancaman dan intimidasi. Pintu perundingan selalu terbuka," papar Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti diwartakan Reuters. 


(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


Tidak hanya perang dagang AS vs China, perang dagang Jepang vs Korea Selatan pun memanas. Hari ini, Tokyo menghapus Korea Selatan dari daftar putih (whitelist) perdagangan. Penghapusan Korea Selatan dari whitelist akan membuat produk Negeri Ginseng lebih sulit masuk ke Jepang karena berbagai fasilitas ditiadakan. 

Namun Seoul tidak menyerah. Presiden Korea Selatan Moon Jae In menegaskan bahwa Negeri Ginseng tidak mau kalah lagi. Kekalahan ini merujuk pada penjajahan Jepang sebelum Perang Dunia II. 

Pemerintah Korea Selatan juga membuka situs baru yang bisa menjadi rujukan pengusaha ketika akan mengekspor ke Jepang. Situs tersebut berisi panduan hal-hal yang dibutuhkan dan proses yang harus dijalani sehingga dunia usaha tidak perlu cemas. 

Perang dagang yang memanas membuat pelaku pasar enggan bermain agresif dan mengambil risiko. Aset-aset di pasar keuangan negara berkembang ditinggalkan, termasuk di Indonesia, sehingga rupiah sangat sulit menguat.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular