
Menko Darmin Ramal Ekonomi RI Q2 Cuma Tumbuh 5,1%
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 August 2019 14:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2019 diperkirakan tidak banyak berubah ketimbang kuartal sebelumnya. Malahan, kemungkinan akan ada sedikit perlambatan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak memungkiri, kondisi perekonomian dunia menjadi salah satu faktor yang bisa memicu perlambatan ekonomi Indonesia, terutama di kuartal II-2019.
"Memang ekonomi dunia melambat, perdagangan melambat. Ekspor kita masih belum [...] impor malah turun beberapa bulan ini," kata Darmin, Jumat (2/8/2019).
Seperti diketahui, ada kemungkinan konsumsi rumah tangga terinfeksi kinerja ekspor yang memble. Mengutip data BPS, ekspor pada April terkontraksi alias negatif 9,79%. Bahkan, pada Mei hingga Juni mengalami kontraksi.
Kinerja ekspor Indonesia terpukul akibat ketergantungan terhadap komoditas, terutama batu bara dan minyak sawit mentah (CPO). Sepanjang kuartal II-2019, harga batu bara anjlok sampai 16,26%.
Saat harga komoditas turun, pendapatan rumah tangga ikut turun. Maklum, lebih dari 30% pekerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian dan pertambangan. Bahkan, ada penurunan dari penjualan ritel dan sepeda motor.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2019 akan melambat. Pasalnya, konsumsi merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi.
Namun, Darmin masih melihat konsumsi rumah tangga tetap terjaga. Belum lagi, ditambah dengan realisasi investasi yang cemerlang, karena mampu tumbuh di luar dugaan hingga 13,7% secara year on year (yoy).
"Saya kira akan ada di sekitar 5,1%. Kenapa? Pertama investasi oke. Konsumsi rumah tangga oke," tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Ekonomi Global Diproyeksi Melambat, RI Andalkan Konsumsi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak memungkiri, kondisi perekonomian dunia menjadi salah satu faktor yang bisa memicu perlambatan ekonomi Indonesia, terutama di kuartal II-2019.
"Memang ekonomi dunia melambat, perdagangan melambat. Ekspor kita masih belum [...] impor malah turun beberapa bulan ini," kata Darmin, Jumat (2/8/2019).
Seperti diketahui, ada kemungkinan konsumsi rumah tangga terinfeksi kinerja ekspor yang memble. Mengutip data BPS, ekspor pada April terkontraksi alias negatif 9,79%. Bahkan, pada Mei hingga Juni mengalami kontraksi.
Kinerja ekspor Indonesia terpukul akibat ketergantungan terhadap komoditas, terutama batu bara dan minyak sawit mentah (CPO). Sepanjang kuartal II-2019, harga batu bara anjlok sampai 16,26%.
Saat harga komoditas turun, pendapatan rumah tangga ikut turun. Maklum, lebih dari 30% pekerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian dan pertambangan. Bahkan, ada penurunan dari penjualan ritel dan sepeda motor.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2019 akan melambat. Pasalnya, konsumsi merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi.
![]() |
Namun, Darmin masih melihat konsumsi rumah tangga tetap terjaga. Belum lagi, ditambah dengan realisasi investasi yang cemerlang, karena mampu tumbuh di luar dugaan hingga 13,7% secara year on year (yoy).
"Saya kira akan ada di sekitar 5,1%. Kenapa? Pertama investasi oke. Konsumsi rumah tangga oke," tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Ekonomi Global Diproyeksi Melambat, RI Andalkan Konsumsi
Most Popular