
Rugi Naik 8 Kali, Ini Jurus Bos KRAS Perbaiki Kinerja
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 August 2019 13:14

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperkirakan kinerja keuangan di akhir tahun ini akan tak akan mengalami kerugian setinggi pada semester I-2019.
Pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian mencapai US$ 134,95 juta atau setara Rp 1,89 triliun, membengkak dari US$ 16,01 juta atau setara Rp 224,17 miliar di semester I-2019.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan perbaikan kinerja diharapkan akan terjadi pada paruh kedua tahun ini. Didorong oleh langkah perusahaan untuk melakukan efisiensi di internal perusahaan.
"Faktor internal: kita terus restrukturisasi dan transformasi. Membaik dibandingkan semester I-2019," kata Silmy kepada CNBC Indonesia, Jumat (2/7/2019).
Perusahaan baja milik negara ini akan melakukan efisiensi dengan memperbaiki pola penjualan produk sehingga diharapkan akan menaikan volume penjualan serta memperbaiki pola konsumsi energi dan peningkatan yield produksi di pabrik Hot Strip Mill untuk menekan biaya produksi.
Langkah lainnya adalah dengan optimalisasi aset-aset non core agar lebih berdaya guna, mencari mitra bisnis strategis dan spin off atau pelepasan unit kerja yang semula bersifat cost center dan hanya melayani induk perusahaan menjadi bagian dari pengembangan bisnis anak perusahaan sehingga bersifat profit center.
Perampingan organisasi juga masih menjadi slaah satu langkah yang akan diambil perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan ke depannya.
Dari eksternal, Silmy berharap penerapan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 110 Tahun 2018 juga akan semakin efektif. Permendag ini merupakan revisi dari Permendag Nomor 22 Tahun 2018 tentang ketentuan impor besi atau baja, baja paduan dan produk turunannya.
"Semoga Permendag 110 semakin efektif, kemudian PMK BMAD dan PMK utk menindaklanjuti Permendag 110 segera terbit," jelas dia.
Butuh Langkah Revolusioner Benahi Krakatau Steel
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article KRAS Raih Pendapatan US$ 689,8 Juta di Kuartal I 2023
Pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian mencapai US$ 134,95 juta atau setara Rp 1,89 triliun, membengkak dari US$ 16,01 juta atau setara Rp 224,17 miliar di semester I-2019.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan perbaikan kinerja diharapkan akan terjadi pada paruh kedua tahun ini. Didorong oleh langkah perusahaan untuk melakukan efisiensi di internal perusahaan.
Perusahaan baja milik negara ini akan melakukan efisiensi dengan memperbaiki pola penjualan produk sehingga diharapkan akan menaikan volume penjualan serta memperbaiki pola konsumsi energi dan peningkatan yield produksi di pabrik Hot Strip Mill untuk menekan biaya produksi.
Langkah lainnya adalah dengan optimalisasi aset-aset non core agar lebih berdaya guna, mencari mitra bisnis strategis dan spin off atau pelepasan unit kerja yang semula bersifat cost center dan hanya melayani induk perusahaan menjadi bagian dari pengembangan bisnis anak perusahaan sehingga bersifat profit center.
Perampingan organisasi juga masih menjadi slaah satu langkah yang akan diambil perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan ke depannya.
Dari eksternal, Silmy berharap penerapan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 110 Tahun 2018 juga akan semakin efektif. Permendag ini merupakan revisi dari Permendag Nomor 22 Tahun 2018 tentang ketentuan impor besi atau baja, baja paduan dan produk turunannya.
"Semoga Permendag 110 semakin efektif, kemudian PMK BMAD dan PMK utk menindaklanjuti Permendag 110 segera terbit," jelas dia.
Butuh Langkah Revolusioner Benahi Krakatau Steel
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article KRAS Raih Pendapatan US$ 689,8 Juta di Kuartal I 2023
Most Popular