
Data Inflasi Tak Pengaruhi Rupiah, Blame It on The Fed!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 August 2019 12:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah di perdagangan pasar spot hingga tengah hari ini. Rilis data inflasi domestik tidak banyak membantu rupiah, dampaknya datar-datar saja.
Pada Kamis (1/8/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.093. Rupiah melemah 0,58% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya.
Seiring perjalanan, depresiasi rupiah sedikit menipis. Pada pukul 12:07 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.090 di mana rupiah melemah 0,56%.
Kala pembukaan pasar, rupiah sudah melemah 0,31%. Selepas itu, depresiasi mata uang Tanah Air semakin dalam sehingga dolar AS sempat menyentuh Rp 14.100 meski tidak lama.
Pada pukul 11:00 WIB tadi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi periode Juli 2019. Inflasi bulanan (month-on-month/MoM) sebesar 0,31%. Sementara inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) adalah 3,32% dan inflasi inti YoY di 3,18%.
Angka-angka tersebut sedikit lebih tinggi ketimbang ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juli secara bulanan berada di 0,25%. Sementara inflasi tahunan diperkirakan sebesar 3,25% dan inflasi inti YoY 3,175%.
Akan tetapi, intinya inflasi Juli relatif terkendali dan bahkan melambat dibandingkan Juni. Pada Juni, BPS melaporkan inflasi MoM adalah 0,55% dan inflasi inti YoY 3,25%.
Oleh karena itu, rilis data ini tidak banyak mempengaruhi gerak rupiah karena memang praktis tanpa kejutan. Jadi mengapa mata uang Tanah Air masih melemah, bahkan dolar AS terus mencoba merangsek ke Rp 14.100?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Kamis (1/8/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.093. Rupiah melemah 0,58% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya.
Seiring perjalanan, depresiasi rupiah sedikit menipis. Pada pukul 12:07 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.090 di mana rupiah melemah 0,56%.
Pada pukul 11:00 WIB tadi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi periode Juli 2019. Inflasi bulanan (month-on-month/MoM) sebesar 0,31%. Sementara inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) adalah 3,32% dan inflasi inti YoY di 3,18%.
Angka-angka tersebut sedikit lebih tinggi ketimbang ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juli secara bulanan berada di 0,25%. Sementara inflasi tahunan diperkirakan sebesar 3,25% dan inflasi inti YoY 3,175%.
Akan tetapi, intinya inflasi Juli relatif terkendali dan bahkan melambat dibandingkan Juni. Pada Juni, BPS melaporkan inflasi MoM adalah 0,55% dan inflasi inti YoY 3,25%.
Oleh karena itu, rilis data ini tidak banyak mempengaruhi gerak rupiah karena memang praktis tanpa kejutan. Jadi mengapa mata uang Tanah Air masih melemah, bahkan dolar AS terus mencoba merangsek ke Rp 14.100?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular