Rupiah Menguat di Kurs Tengah BI Tapi Lesu di Spot, Galau Nih

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 July 2019 10:25
Rupiah Menguat di Kurs Tengah BI Tapi Lesu di Spot, Galau Nih
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat tipis di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun di pasar spot, rupiah bernasib sebaliknya. 

Pada Rabu (31/7/2019), kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.026. Rupiah menguat tipis 0,06% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. 

Penguatan ini memutus rantai pelemahan rupiah di kurs tengah BI yang sebelumnya terjadi selama tiga hari beruntun. Selama periode tersebut, rupiah melemah 0,34%. 

Namun di perdagangan pasar spot, rupiah tidak seberuntung itu. Benar bahwa kala pembukaan pasar rupiah mampu menguat 0,04%. Namun rupiah hanya bertahan beberapa menit di zona hijau, untuk kemudian berbalik melemah. 

Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.026. Rupiah melemah 0,08% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 


Namun depresiasi rupiah dapat dimaklumi, karena mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS. Hanya yen Jepang, baht Thailand, dan dolar Taiwan yang masih menghuni zona apresiasi. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:06 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Tema utama di pasar keuangan dunia hari ini adalah penantian hasil rapat komite pengambil kebijakan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), yaitu Federal Open Market Committee (FOMC). Investor dibuat tegang, karena harapan penurunan suku bunga acuan begitu tinggi.  

Mengutip CME Fedwatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke2-2,25% mencapai 78,1%. Sementara kemungkinan pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 bps menjadi 1,75-2% adalah 21,9%. Tidak ada ruang suku bunga ditahan di 2,25-2,5%, probabilitasnya 0%. 


Pelaku pasar juga menantikan bagaimana arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan. Jika Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega mengeluarkan kalimat-kalimat bernada kalem (dovish), maka penurunan suku bunga acuan tidak akan berhenti di sini. Justru siklusnya baru dimulai, dengan 1-2 kali penurunan lagi sampai akhir tahun. 

Berdasarkan CME Fedwatch, probabilitas suku bunga acuan AS berada di 1,75-2% (sekali penurunan lagi) pada akhir 2019 adalah 35,7%. Sedangkan peluang Federal Funds Rate berada di 1,5-1,75% (dua kali penurunan lagi) adalah 36,2%. 

Namun peluang tersebut masih di atas kertas, semua tergantung bagaimana The Fed memandang prospek perekonomian Negeri Paman Sam. Jika risiko semakin tinggi, maka peluang pemangkasan dengan lebih agresif kian terbuka. 

Kebijakan moneter The Fed akan sangat menentukan pergerakan pasar keuangan global. Oleh karena itu, wajar saja investor sangat menantikan hasil rapat FOMC. Sebelum ada kepastian, lebih baik bermain aman saja lah...


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular